BANGSA AL-BAN AL-JAN, POTRET PERADABAN BANGSA LAMPAU SEBELUM SPECIES MANUSIA,
ASAL USUL IBLIS,PERBEDAAN IBLIS,SYETAN,JIN DAN MANUSIA,
Sebuah rangkuman penuh hikmah, kaya akan khazanah ilmu pengetahuan-Nya yang menandakan akan Kemaha Besaran-Nya. Maka hanya bagi manusia yang berakallah yang dapat mampu menangkap signal signal ke-Agungan-Nya di alam sekitarnya. (QS.3.Ali ‘imran:190).
Alam semesta ini sudah sangat tua usianya,jagad raya ini,langit, galaxy, bintang-bintang dan planet termasuk bumi ada sejak diciptakan oleh-Nya,menyusul terjadinya peristiwa “Ledakan besar” / Big Bang sekitar 13.7 milyar tahun lalu.
Topik tertua dalam sejarah manusia adalah darimana kita berasal, banyak pandangan yang berbeda dikemukakan mulai dari filsuf, penyair hingga matematikawan dan fisikawan, sejumlah besar ilmuwa percaya bahwa alam semesta tempat kita berpijak telah mengalami satu kali big bang. Sekitar 13,7 miliar tahun lampau, alam semesta lahir, kemudian sekitar 5 miliar tahun silam, lahirlah tata surya, dan secara bertahap berevolusi menjadi delapan planet seperti yang kita saksikan sekarang. ( Epochtimes report, 17 September 2014 ).
Dengan demikian sampailah pada suatu kesepakatan pemahaman,bahwa sebelum peristiwa big bang (tercipta alam semesta),tentu kita selaras dengan pengetahuan modern kini ,dari hasil temuan riset para ilmuwan yang dengan teori “awan gas” mengungkapkan bahwa alam semesta sebelumnya masih terpadu (menjadi satu). Maka bukankah 1400 tahun silam,Tuhan telah menyiratkan pengetahuan tersebut dalam Al-Qur’an?
Berbagai surah dalam Al-Qur’an yang menegaskan tentang ilmu pengetahuan, asal muasal, keberadaan dan kelahiran jagat raya / universal, yakni :
Pada Al-Qur’an Surah : 21. Al Anbiyaa':30)
ثُمَّ اسْتَوَى إِلَى السَّمَاءِوَهِيَدُخَانٌ
“Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap(gas)….”.(QS. 41. Fushshilat :11)
Alam semesta sebelumnya masih terpadu (menjadi satu),
أَنَّٱلسَّمَـٰوَ تِوَ وَٱلۡأَرۡضَڪَانَتَا
“Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap(gas)….”.(QS. 41. Fushshilat :11)
Juga renungi pada ayat ayat berikut : (QS.7. Al A’raaf:54) , (QS.10. Yunus:3) , (QS. 11. Huud:7) , (QS. 25. Al Furqaan:59) , (QS.50. Qaaf:38) , (QS.57. Al Hadiid:4).
Pada masa itu belum tercipta susunan kehidupan alam semesta secara rumit, apalagi keberadaan makhluk Jin dan manusia, yang baru diadakan setelah kurun masa yang amat jauh di milyaran tahun ke depannya, maka ketika pada awal kelahiran semesta yakni pasca peristiwa big bang, yang dengan peristiwa besar itu menjadikan terbentuknya sistem tata surya semesta (Gugusan planet,bintang,galaxy dan bumi), barulah Tuhan berkehendak mengadakan cikal bakal kehidupan makhluk. Maka mula mula Dia terlebih dahulu mengisi cikal bakal kehidupan ini dengan menciptakan binatang (microba) dan tumbuhan (parasit) dari air. (QS. 24. An Nuur:45) , (QS. 21. Al Anbiyaa':30) , (QS. 31. Luqman:10)
Itu pengetahuan cikal bakal kehidupan makhluk alam semesta pasca big bang. Lantas bagaimana keadaan alam sebelum semua itu? Apa bentuk alam ketika itu? Ada peristiwa apa saja sebelum itu? Maka pertanyaan pertanyaan yang terngiang dalam benak kitapun hadir. Dan secara bijaksana pertanyaan pertanyaan yang demikian tidaklah menjadikan “pamali” untuk dikemukakan serta tidaklah harus digiring ke arah pemikiran yang diharamkan. Sebab sesungguhnya Tuhan memberikan keleluasaan dan peluang bagi hamba-Nya untuk selalu menggali,mendalami,menenggelami dan mentadzaburi samudera ilmu-Nya seluas luasnya. Maka itulah hikmah Al-Qur’an diturunkan. Maka hanya bagi hamba hamba-Nya tertentu yang mampu memahami akan semua ini.
Setelah sekian lama menelusuri pengetahuan pengetahuan akan rahasia keMaha Besaran-Nya,berikut sedikit pengetahuan tentang tahapan penciptaan makhluk serta kehidupannya yang bersumber dari pengetahuan para alim ulama shalaf yang hidupnya penuh dengan tirakat dan ketawadu’an,namun dianugerahi pandangan keruhanian yang tajam.
URUTAN PENCIPTAAN MAKHLUK DAN KEHIDUPANNYA :
1.Pertama diciptakan Tuhan adalah cahaya Al-Haq (para alim ulama shalaf menafsirkannya sebagai Nur Muhammad), pada suatu zaman yang tak dapat dsebut-sebut.
هَلۡ أَتَىٰ عَلَى ٱلۡإِنسَـٰنِ حِينٌ۬ مِّنَ ٱلدَّهۡرِ لَمۡ يَكُن شَيۡـًٔ۬ا مَّذۡكُورًا
“Bukankah telah datang atas manusia satu waktu dari masa, sedang dia ketika itu belum merupakan sesuatu yang dapat disebut-sebut?”
“Bukankah telah datang atas manusia satu waktu dari masa, sedang dia ketika itu belum merupakan sesuatu yang dapat disebut-sebut?” (QS.76. Al Insaan:1).
Makna ayat ini bermulti ganda. Disamping bertafsir masa depan tentang proses kejadian perkembang biakan manusia secara biologis,juga menyiratkan akan peristiwa lampau pada zaman penciptaan Adam,dimana setelah Adam ditiupkan Ar-Ruh-Nya,kemudian Allah Ta’ala membekali pengetahuan pada Adam tentang keadaan masa lampau hingga Adam mampu menyebutkan “nama nama benda” (pengetahuan kejadian penciptaan,benda dan kehidupan pada masa lampau) kepada para Malaikat ketika itu,sedangkan para Malaikat sendiri tidak mengetahui. Hal ini tersiratkan dalam Al-Qur’an surah Al-Baqarah:31-33.
2.Berikutnya,Tuhan menciptakan Al-Arsiy’ ( Singgasana kekuasaan-Nya).
3.Berikutnya Tuhan menciptakan Malaikat dari hasil spectrum Cahaya Muhammad, yang kemudian Para Malaikat itu segera menjunjung tinggi Arsiy’ dan berkeliling mengelilingi “Cahaya Muhammad” yang berada dipusat Arsiy’ tersebut seraya bertasbih memuji keagungan-Nya selama 70 ribu tahun.
“Dan Malaikat-malaikat berada di penjuru-penjuru langit. Dan pada hari itu delapan orang Malaikat menjunjung ‘Arsy Tuhanmu di atas (kepala) mereka”. (QS. 69. Al-Haaqqah:17)
4.Dari spektrum-spektrum (pancaran) cahaya Muhammad, Allah Ta’ala “memprogram cetak biru” sisitim Qada-Qadar dan Taqdir-Nya, dan lainnya terciptalah cikal bakal (embrio) kehidupan,benda-benda dan makhluk-makhluk ciptaan-Nya yang lain.
Selengkapnya, see at :
https://www.facebook.com/notes/kelana-delapan-penjuru-angin/the-effulgence-of-mohammed-nur-muhammad/478936432136697
Baiklah,kita kembali pada penciptaan makhluk makhluk-Nya,yakni ketika :
SEBELUM DICIPTAKAN SPECIES MANUSIA,TUHAN TERLEBIH DAHULU MENCIPTAKAN BANGSA MALAIKAT KEMUDIAN BANGSA JIN :
Setelah jutaan tahun sejak terjadinya peristiwa “Ledakan besar” / Big Bang,barulah Tuhan berkehendak menciptakan makhluk untuk menghuni alam alam semesta dan dunia / bumi.
Maka pada kurun lampau sebelumnya para Malaikat telah ditakdirkan sebagai penghuni langit tinggi dikerjaan syorga-Nya (alam Malakut), sedangkan yang mendiami alam dunia pada alam Mulk, (langit terdekat dan bumi) adalah dari bangsa Jin.
PENCIPTAAN JIN :
Mereka diciptakan untuk melaksanakan ibadah kepada Tuhan dan melaksanakan amal laku perbuatan yang telah di perintahkan oleh-Nya. Dalam unsur penciptaan Jin,maka disamping dianugerahi ‘aqal,Tuhan juga menyematkan 2 (dua) unsur nafs pengilhaman,yakni Nafs ketaatan dan Nafs kefasikan ke dalam jiwa Jin.
Nafs “KEFASIKAN (EGO)” ini berformat Az-ZULMUN (sifat kegelapan materialistik).
Mengapa?
DIKARENAKAN SEBAB BAHWA,KEKUASAAN DAN KEHENDAK TUHAN DALAM MENCIPTAKAN MAKHLUK JIN INI DISIFATI OLEH ASMA’-AF’AL DAN SHIFAT-NYA (Silahkan pelajari Asma’ul Husna) :
Maka hakekat “Nafs Az-ZULMUN” akan diaplikasikan dalam bentuk “NAFS SYETANI”.
Syetan berasal dari kata Sayatin, yang bermakna: cenderung kearah menyimpang / berlawanan menjauhi nafs petunjuk, dan nafs Az-Zulmun merupakan pengejawantahan dari Kehendak Dzat-NYA Yang Maha Mutlak memberi Cahaya Petunjuk-Nya (Al-Hadiy),dan sekaligus Dia yang bersifat “Yang Maha Menyesatkan” (Al-Mudhil),yang secara rahasia berjalan bagai arus bolak balik circuit listrik,ganti berganti dalam menunjuki jalan lurus-Nya dan menghadirkan pilihan jalan kesesatan. (termasuk kedepannya nanti pada proses penciptaan manusia).
فَإِنَّ ٱللَّهَ يُضِلُّ مَن يَشَآءُ وَيَہۡدِى مَن يَشَآءُۖ
(QS.35.Al-Fathir:8)
Maka,lorong jalan lurus-Nya dan lorong kesesatan terkoneksi melalui wahana pengilhaman didalam jiwa diri Jin dan Manusia, sehingga terdapat peluang mau memilih jalan kefasikan atau jalan ketaqwaan.
فَأَلۡهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقۡوَٮٰهَا
(QS.91.As-Syam:8)
Sepertinya untuk pertama kalinya Tuhan menyematkan 2 (dua) Nafs ini pada penciptaan makhluknya yakni pada Jin,karena sebelumnya 2 (dua) nafs ini disematkan oleh Tuhan secara terpisah pada penciptaan makhluk sebelumnya yakni pada Malaikat dan kemudian pada Hewan/binatang.
Jika Malaikat diciptakan hanya dengan Nafs Cahaya Ketaatan-Nya(Al-Hadiy) ,yang merupakan manifestasi dari Dzat-Nya yang AL-HADIY,tanpa disematkan Nafs Syetani. (begitulah mengapa Malaikat itu bersifat Tunduk,patuh tanpa reserve).Maka lain halnya pada penciptaan Hewan,Tuhan hanya menyematkan Nafs Zulmun (Insting keliaran/kebuasan). (begitulah mengapa hewan itu bersifat buas,asal seruduk,asal hajar).
BERIKUT RIWAYAT JIN :
Pada masa zaman milyaran tahun lalu,sebelum ada manusia namun langit dan bumi telah tecipta dan telah dihuni makhluk tertua yakni parasit dan tumbuhan serta binatang.MakaTuhan memulai menciptakan makhluk dari species Jin.
Jika dikonversikan pada temuan saintis,sepertinya itu terjadi pada masa zaman Arkhaikum (Azhoikum) 2.5 milyard tahun lalu hingga zaman Paleozoikum-Mesozoikum-Neozoikum yakni pada masa-masa awal adanya kehidupan dibumi dari jenis binatang,tumbuhan termasuk bangsa Jin ini.
1.Bangsa AL-BINN :
Jin pertama diriwayatkan bernama Al-Binn ini diciptakan dari unsur gabungan Kilat (Al-Birquw) dan angin,(asap/mega).
Jika Malaikat tidak berkehidupan seperti manusia,maka Jin ini berkehidupan layaknya seperti manusia,(Tapi bukan species manusia),dan mereka berbagai rupa,ada laki-laki ada perempuan,melakukan perkawinan,mempunyai anak keturunan,memakan makanan untuk survive dan berkembang biak serta ada kematian diantara mereka.Mereka rata-rata memiliki umur yang panjang beratus-ratus tahun dengan populasinya yang sangat cepat,maka lama kelamaan bumi menjadi sesak dan sempit oleh makhluk Jin itu.
Pada awal-awal peradabannya,mereka sangat taat beribadah kepada Tuhannya.namun lama kelamaan karena persaingan hidup mereka saling dengki dan timbul persengketaan,terjadi rusuh,saling bertumpah darah,bunuh membunuh dan terjadi peperangan sehingga membuat keadaan dibumi tidak aman.Kemudian Alloh mengazab jin-Jin yang telah ingkar itu dengan didatangkannya badai angin berapi yang sangat dahsyat yg menyapu dan membinasakan mereka,Sebagian mereka melarikan diri ke goa-goa dataran tinggi dan ke gunung gunung. Kemudian Tuhan mendatangkan balatentara dari makhluk jin lain penguasa lautan yang bernama AL-BANN untuk menyerang Jin bangsa Al-Binn tersebut yg masih tersisa,Dan bangsa Alban berbondong bondong menyerbu daratan dan memeranginya dan bangsa Al-Binn pun kalah dihabisi tanpa sisa.
Dalam satu riwayat , diantara keturunan jin bangsa Al-Binn yang selama kehidupannya menjalankan ibadah dan bertaqwa kepada Allah selama ribuan tahun di bumi . Kemudian setelah itu atas permohonannya kepada Allah maka mereka golongan Jin-jin yang beriman itu dipindahkan ia ke langit pertama sebagai kenaikan pangkat derajat keruhaniannya.
Maka dilangit pertama ini ia beribadat hingga 1000 tahun . Kemudian pindah lagi ke langit yang kedua, dilangit kedua ini ia beribadat sampai 1000 tahun dan seterusnya sampai kelangit yang ketujuh . jadi jumlah masanya ia beribadat dari mulai bumi sampai ke langit yang ketujuh ialah 8000 tahun .
Maka atas berkah rahmat dan karunia Tuhan ,golongan dari bangsa Al-Binn yang bertaqwa ini dinaikkan pangkatnya mendapat kehormatan mencapai posisi puncak/maqam “Al-Muqorrobuun” (Yang didekatkan), itulah derajat yang paling tinggi di sisi Allah .
Derajat mulia yang setara dengan golongan Malaikat . Bahkan dari golongan bangsa-bangsa Jin generasi berikutnya,yang bertaqwa dan yang telah mencapai maqam “Al- Muqorrobuun” dari sisi Allah,dikemudian hari ia diangkat menjadi Imam ibadat dan pemimpin-pemimpin batalyon para Malaikat-malaikat yang berada di langit.Itulah yg disebut sebagai makhluk diluar Malaikat tetapi berderajat Malaikat,termasuk bagi insan manusia yang selalu taat dan taqwa kpd Tuhannya,maka akan dapat mencapai posisi yg mulia ini.
2.BANGSA AL-BANN :
Setelah sisa-sisa Jin bangsa Al-Binn yang durhaka dan kafir dimusnahkan,maka kemudian Jin bangsa Al-bann yang tadinya penguasa lautan raya ini menggantikan kekuasaan bangsa Al-Binn di muka bumi.Sama dengan Jin sebelumnya,maka bangsa Al-bann ini jg berkehidupan layaknya seperti manusia,berbagai rupa,ada laki-laki ada perempuan,butuh kawin,punya anak butuh makan dan berkembang biak. Memiliki umur yang panjang beratus-ratus tahun,populasinya juga sangat cepat,maka lama kelamaan bumi menjadi sesak dan sempit oleh makhluk Jin itu.
Pada awal-awal masa kemenangannya berperang dan memusnahkan bangsa Al-Binn,mereka hidup sangat taat beribadah kepada Tuhannya.namun lama kelamaan karena persaingan hidup mereka sangat rakus dan saling dengki dan timbul persengketaan diantara mereka.Terjadi rusuh,saling bertumpah darah,bunuh membunuh dan terjadi peperangan sehingga membuat keadaan dibumi kacau kembali.Kemudian bumi mengadu kepada Alloh bhw ia keberatan tanahnya selalu dikotori dengan pertumpahan darah makhluk-Nya dan selalu membuat kerusakan.
Maka kemudian Alloh mendatangkan makhluk Jin lain bernama AL-JANN yg tercipta dari bahan api,dan kemudian memerangi Jin Al-bann tsb hingga Bangsa Alban kalah dan musnah.
(Sama dengan riwayat sebelumnya,diantara keturunan jin bangsa Al-Bann yang selama kehidupannya menjalankan ibadah dan bertaqwa kepada Allah selama ribuan tahun di bumi . Maka mereka golongan Jin-jin yang beriman itu dipindahkan ke langit pertama sebagai kenaikan pangkat derajat keruhaniannya,kemudian pindah lagi ke langit yang kedua,dan seterusnya hingga kelangit yang tujuh .Dan mereka melaksanakan ibadat selama ribuan tahun tahun .Kemudian ,golongan dari bangsa Al-Bann yg bertaqwa ini pun mendapat kehormatan mencapai posisi puncak/maqam “Al-Muqorrobuun”(Yang didekatkan), itulah derajat yang paling tinggi di sisi-Nya).
3.BANGSA AL-JANN :
Setelah sisa-sisa Jin bangsa Al-Bann yang durhaka dan kafir ini dimusnahkan oleh bangsa Al-Jann,Maka kemudian Alloh mendatangkan makhluk lain dari bangsa Jin bernama AL-JANN yang tercipta dari bahan api,dan kemudian Al-jann menguasai bumi untuk kesekian kali.Jin Aljan ini juga makhluk yang pada masa awalnya selalu beribadah dan taat menyembah pada Alloh Ta’ala, yang juga berkehidupan layaknya seperti manusia,berbagai rupa,ada laki-laki ada perempuan,butuh kawin,punya anak butuh makan dan berkembang biak.Lama kelaman memenuhi bumi daratan dan saling bersengketa saling bunuh membunuh hingga peperangan besar yg membuat bumi kembali rusuh tidak aman terjadinya kerusakan dimuka bumi.Kembali Al-jann kafir lagi terhadap Tuhannya,
4.BANGSA NAHABIR DAN NAHAMIR.
Setelah seluruh bangsa-bangsa Jin yang menguasai bumi yang akhirnya selalu berakhir durhaka pada Tuhannya,maka kali yang terakhir Dia menjadikan bangsa Jin bernama Nahabir dan Nahamir untuk menguasai bumi menggantikan Al-Jann.Riwayat dan nasibnya sama dengan makhluk-makhluk bangsa Jin sebelumnya yakni ,Selalu berakhir dengan kesesatan dan kedurhakaan.Makakali ini Tuhan membinasakan generasi AL-JANN,NAHABIR DAN NAHAMIR dengan memerintahkan bala tentara malaikat,hingga peradaban Al-jann, NAHABIR DAN NAHAMIR musnah dihabisi malaikat.
(Sama dengan riwayat sebelumnya,diantara keturunan jin bangsa AL-JANN,NAHABIR DAN NAHAMIR yang selama kehidupannya menjalankan ibadah dan bertaqwa kepada Allah selama ribuan tahun di bumi . Maka mereka golongan Jin-jin yang beriman itu dipindahkan ke langit pertama sebagai kenaikan pangkat derajat keruhaniannya,kemudian pindah lagi ke langit yang kedua,dan seterusnya hingga kelangit yang tujuh .Dan mereka melaksanakan ibadat selama ribuan tahun tahun .
Kemudian ,golongan dari bangsa AL-JANN,NAHABIR DAN NAHAMIR yang bertaqwa ini pun mendapat kehormatan mencapai posisi puncak/maqam “Al-Muqorrobuun”(Yang didekatkan), itulah derajat yang paling tinggi di sisi-Nya).
Pada akhirnya bumi kosong tak berpenghuni makhluk yang disematkan 2 (dua) unsur Nafs itu,selama jutaan tahun,(disebut bumi mati/kosong dlm keadaan rusak porak poranda bekas azab dari langit akibat kedurhakaan makhluk-makhluk penghuninya masa silam)
Maka,pada masa stagnan itu,Tuhan berkehendak menghidupkan kembali bumi dari matinya/kosongnya.
وَٱللَّهُ أَنزَلَ مِنَ ٱلسَّمَآءِ مَآءً۬ فَأَحۡيَا بِهِ ٱلۡأَرۡضَ بَعۡدَ مَوۡتِہَآۚ إِنَّ فِى ذَٲلِكَ لَأَيَةً۬ لِّقَوۡمٍ۬ يَسۡمَعُونَ
“Dan Allah menurunkan dari langit air (hujan) dan dengan air itu dihidupkan-Nya bumi sesudah matinya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang mendengarkan (pelajaran)”. (QS.16. An Nahl:65)
Ayat senada pada (QS. 30. Ar Ruum:24).
وَيُنَزِّلُ مِنَ ٱلسَّمَآءِ مَآءً۬ فَيُحۡىِۦ بِهِ ٱلۡأَرۡضَ بَعۡدَ مَوۡتِهَآۚ إِنَّ فِى ذَٲلِكَ لَأَيَـٰتٍ۬ لِّقَوۡمٍ۬ يَعۡقِلُونَ
“…….dan Dia menurunkan hujan dari langit, lalu menghidupkan bumi dengan air itu sesudah matinya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mempergunakan akalnya”.
Perhatikan kalimat “Wayunazzilu minassyama’I ma’an fayuhyi bihil ardho ba’da mautihaa…”
Maka ayat-ayat ini bermulti tafsir/ganda,tidak hanya pada zaman sekarang ketika terjadi kemarau,tetapi juga yang bermakna sebagai bumi yg pernah mati,artinya tidak ada kehidupan diatasnya krn sesuatu bencana yg memusnahkan makhluk diatasnya.
Maka keadaan bumi yang mati/kosong itu kemudian sampai pada masa zaman Pleistosen sejak 6 jutaan tahun lalu hingga sekitar 1.808.000 tahun yang lalu,(Zaman Dynosaur), see at:
http://sejarah10-jt.blogspot.com/2012/10/kehidupan-awal-masyarakat-di-kepulauan.html
MakaTuhan menghidupkan bumi kembali sesudah matinya itu untuk dihuni species hewan raksasa dan buas seperti species Dynosaurus,tersebut dsb.
Untuk kemudian menjelang diciptakannya Manusia pertama,sepertinya Tuhan telah mempersiapkan alam dunia (bumi) sebagai hunian bagi Adam dan keturunannya,maka kemudian bumi itu “dibersihkan” dari specis binatang buas.
Yakni dengan terjadinya hujan meteor yang menghanguskan daratan bumi dan memusnahkan seluruh hewan-hewan besar dan buas tersebut karena Tuhan berkehendak menciptakan makhluk species baru bernama “Al-Insan” atau manusia,sang Khalifah baru di muka bumi dalam masa tak lama lagi.
ASAL USUL IBLIS :
-Setelah panggung kehidupan dunia yang telah dimainkan oleh para wayang-Nya ,(baca:makhluk-makhluk Jin bangsa Al-Binn , Al-Bann , Al-Jann , Nahabir dan Nahamir tersebut berakhir dengan realitas sangat membuat kekecewaan dan kemurkaan Sang Dalang (baca : Rabb Tuhan Sang Pencipta)
Maka suatu ketika di singgasana kerajaan keagungan-Nya,di markas besar Lauhul Mahfuz Raya,Tuhan dengan segala kebesaran dan kekuasaan-Nya memanggil dan mengumpulkan semua “punggawa,Hulubalang,abdi dalem dan para Penembahan Senapati-Nya”,
(baca: Para Malaikat dan para hamba Al-Muqarrabbin,yakni para bangsa golongan Jin Al-Binn , Al-Bann , Al-Jann , Nahabir dan Nahamir,yang telah mencapai pangkat tertinggi sebagai “Para Komando” dari barisan-barisan Malaikat)
Dengan pandangan yang menembus tajam pada para abdi-Nya yang hadir dalam keadaan sangat Khidmat dan hening,kemudian Allah Ta’ala berseru dengan firman-Nya :
“Sesungguhnya Aku hendak menjadikan kembali makhluk penguasa (seorang khalifah) di muka bumi.”
Para Malaikat terperangah dan penuh kekagetan,kemudian mereka berkata :
“Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?”
Alloh Ta’ala pun berfirman kembali,
“Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”
Transkrip rekaman ini terabadikan dalam Al-Qur’an surah Al-Baqarah [2]: 30.
Kemudian,Tuhan pun segera memerintahkan para Malaikat untuk segera memproses penciptaan makhluk baru jenis Manusia yang prothotype nya dari bahan tanah liat (Thin dari tanah Thurab),selanjutnya kisah insyaAlloh para sahabat sudah paham semua,tak perlu diurai kembali.
Saat proses penciptaan,demikian pula Tuhan menyematkan 2 (dua) unsur Nafs ,yakni Nafs Kefasikan dan Nafs Ketaqwaan,sama seperti saat penciptaan bangsa Jin dahulu.Setelah proses sempurna,dan ditiupkannyalah Ruh,maka terciptalah Adam dengan bentuk yg rupawan.Padamoment berikutnya,Tuhan memerintahkan para Malaikat untuk sujud pada Adam sebagai penghormatan.
Maka sontak seluruh barisan para Malaikat yg berjumlah beribu-ribu itu runduk sujud penuh khidmat dihadapan Adam diiringi gemuruh yang menggema ke seluruh penjuru singgasana Lauhul Mahfuz Raya.
Namun ada pemandangan aneh,yakni justru pada barisan pemimpin para Komando Malaikat itu sendiri yang tidak melakukan sujud dihadapan Adam,bahkan mereka masih dalam posisi berdiri menengok barisan ke belakangnya dengan pandangan “melongo”,menyaksikan anak buahnya semua dari golongan asli Malaikat yang dalam posisi telah runduk rendah ke tanah sejajar dengan kakinya.
Para Komando Malaikat itu adalah golongan Al-Muqarrabin yang diketuai oleh IZZAZIL,(yang riwayatnya berasal dari bangsa Jin yang paling taat beribadah dahulu,seperti telah diriwayatkan diatas).
Malaikat golongan Al-Muqarrabin yang tidak sujud ini justru berpikir karena tingkat ketaqwaannya selama ini terpatri hanya tunduk kepada penyembahan terhadap Tuhannya saja,tidak menyembah tuhan yang lain selain Allah Ta’ala. Saat itulah nafs kefasikannya dominan meliputi qalbu mereka sehingga menjadikan nafs syetani yang ada didalam qulb mereka menjelma. Kemudian nafs syetani tersebut diaplikasikan dalam bentuk syetan “was was”,(QS.114.An-Naas:4-6),yang mulai bekerja dengan cara yang sangat halus, yakni dengan melambungkan alam pikir bahwa perkara ini adalah dianggap sebagai cobaan, serta berpikir bahwa Tuhan akan memuji tindakannya. (Cara kerja nafs syetani inilah yang juga berlaku pada manusia).
Sehingga mereka tak menyadari bahwa di dalam qalbunya mulai tumbuh benih-benih ujub,yakni sifat “meras merasa dan merasa bahwa tingkatan maqamnya lebih mulia dari Adam yang hanya diciptakan dari bahan tanah liat…”
Disitulah letak kunci rahasianya “Nafs Kefasikan” yang tersemat didalam qalbunya bekerja tanpa sadar.semakin lama semakin menari-nari riang menyumbat jalur “Nafs Ketaqwaannya/Nafs Al-Muthmainnah”.
Sehingga signal-signal Hidayah/petunjuk yang harusnya dapat datang dari pancaran Dzat-Nya yg Al-Hadiy menjadi mampat bahkan terputus.
Maka tak heran akhirnya yang keluar dari mulut Malaikat golongan Al-Muqarrabbin ini adalah sebuah kalimat “PENOLAKAN”,
Yakni ketika Alloh Ta’ala menghardiknya :
“Hai iblis, apa sebabnya kamu tidak (ikut sujud) bersama-sama mereka yang sujud itu?” (QS. 15. Al Hijr:32),
Malaikat golongan Al-Muqarrabbin yang menolak sujud itu menjawab :
“Apakah aku akan sujud kepada orang yang Engkau ciptakan dari tanah?” (QS. 17. Al Israa':61).
Maka menyaksikan realitas itu,murkalah Tuhan dan sejak ketika itu malaikat Al-Muqarrabbin ini mendapat predikat/cap sebagai “IBLIS”, (yang bermakna putus/terlepas/tanggal dari kebaikan,kemuliaan dan maqam tertingginya), menjadi sebagai “ABLASA”, yang bermakna putus/terlepas dari maqamnya/rahmat-Nya sebagai Al-Muqarrabbin, karena “MEMBANGKANG PERINTAH-NYA” (QS.20. Thaahaa:116).
Baik,dengan demikian kini sudah paham IBLIS itu siapa, maka kisah berikutnya sudah jelas mereka diusir dari singgasana kerajaan-Nya dan dikutuk dibumi dengan membawa dendam kesumat pada Adam dan seluruh anak keturunannya,dan akan menyesatkan umat manusia semuanya.
Maka,demikianlah Iblis dan anak keturunannya ini telah jatuh ke dalam kutukan sebagai makhluk penyesat yang menguasai nafs nafs kefasikan yang ada didalam jiwa diri jin dan manusia dengan mendalangi, mempelopori, memprovokatori dan membujuk (bisik bisik) untuk mengajak melakukan perbuatan ingkar pada Tuhannya. Maka ketika berhasil usahanya,menjadilah para pelakunya sebagai syetan dan perbuatannya disebut laku perbuatan SYETAN. Maka jenis syetan itu adalah syetan Jin dan syetan Manusia.
PERBEDAAN IBLIS , SYETAN , JIN DAN MANUSIA :
Penjabarannya sebagai berikut : :
1. IBLIS adalah julukan oknum pembangkang /otak pelaku keingkaran dari bangsa Jin yang dahulu pernah mendapat kedudukan/karier puncak ketaqwaan sebagai Al-Muqarrabien di sisi Allah Ta’ala.
Adapun Iblis terambil dari kata Al-Balas yang berarti orang yang tidak mempunyai kebaikan sedikitpun (man la khaira ‘indah), atau terambil dari kata Ablasa yang berarti putus asa dan bingung (yaisa wa tahayyara).
2. SYETAN adalah merupakan makhluk sifat yang muncul /menjelma dari An-Nafs Az-Zulmun,yang berasal dari jiwa pengilhaman kefasikan (Nafs Kefasikan).
Syetan dalam bahasa Arab berasal dari kata syathona yang berarti : “Ba’uda” (jauh, yakni yang selalu menjauhkan manusia dari kebenaran).
Kemudian kata syaithan ini digunakan untuk setiap mahluk berakal yang durhaka dan membangkang dari jenis Jin dan Manusia.(kullu ‘aat wa mutamarrid).
Dilihat dari struktur kalimat, atau dalam tinjauan kaidah sharfiyah, setan merupakan bentuk kalimat isim ‘alam (nama sesuatu). dia adalah laqab (gelar) yang diberikan Allah kepada setiap mahluk yang berakal (jin dan manusia) yang membangkang terhadap perintah Allah. Oleh karenanya penyebutan syaitan (setan) dapat dikenakan kepada jin dan manusia.
Untuk memahami syetan, satu prinsip yang harus di pahami yakni :
Jin/iblis itu makhluk dan setan itu sifat. Karena setan itu sifat, maka dia melekat pada makhluk dan bukan berdiri sendiri.Setan adalah sifat untuk menyebut setiap makhluk yang jahat, membangkang, tidak taat, suka membelot, suka maksiat, suka melawan aturan, atausemacamnya.Dr. Umar Sulaiman Al-Asyqar mengatakan :
الشيطان في لغة العرب يطلق على كل عاد متمرد
“Setan dalam bahasa Arab digunakan untuk menyebut setiap makhluk yang menentang dan membangkang.” (Alamul Jinni was Syayathin, Hal. 16).
Dinamakan setan, dari kata; syutun (Arab: شطون) yang artinya jauh. Karena setan dijauhkan dari rahmat Allah. (Al-Mu’jam Al-Wasith, kata: الشيطان)
Karena setan itu sifat maka kata ini bisa melekat pada diri manusia dan jin. Sebagaimana penjelasan Allah Subhanahu wa Ta’ala bahwa ada setan dari golongan jin dan manusia. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, setelah menjelaskan sifat-sifat setan,
مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ
“(setan yang membisikkan itu) dari golongan jin dan mausia.” (QS. An-Nas: 6).
3.JIN adalah makhluk beraqal selain dari manusia yang berbahan api,yang dapat berubah menjadi Syetan.
Secara bahasa Jin artinya : “Yang tersembunyi, terhalang, tertutup”. Disebut jin, karena makhluk ini terhalang (tidak dapat dilihat) dengan kasat mata manusia. Oleh karena itu, bayi yang masih berada di dalam perut ibu, disebut janin (kata janin dan jin memiliki kata dasar yang sama yakni jann) karena ia tidak dapat dilihat dengan mata. Demikian juga orang gila dalam bahasa Arab disebut dengan majnun (dari kata jann juga) karena akal sehatnya sudah tertutup dan terhalang.
4.MANUSIA (Al-Insaan)
Adalah makhluk beraqal setelah Jin yang berbahan tanah liat, yang juga dapat berubah menjadi Syetan.(untuk membahas tentang manusia akan diulas kemudian tersendiri).
Namun manusia memiliki kelebihan yang tak dimiliki oleh Iblis,Jin bahkan Malaikat dalam maqam tertentu.(riwayat tersendiri). Maka penjabaran filosofinya adalah :
a. Iblis sudah tentu Syetan,namun tidak dapat menjadi manusia.
b. Sedangkan Jin dan Manusia dapat berubah menjadi Iblis dan Syetan.
(tak heran ketika manusia telah berubah menjadi syetan,justru kejahatannya/sadisnya melebihi Iblis).
Semoga menjadi renungan dan pemahaman.
Salam Cahaya-Nya,
Kelana Delapan Penjuru Angin,
Lembah Mutiara Gading,06 Juli 2013
CopyRights@2013
Reff :
-Al-Bann Al-Jann karya K.H. M. Syamsuddin – Kranggan – Jateng
-Al-Qur’an terjemah DEPAG RI
-Abah Sang Pencerah – Kota Tegal.
– http://www.erabaru.net/sains/astronomi/9856-kedalaman-alam-semesta-menjawab-asal-usul-kita
-http://id.wikipedia.org/wiki/Ledakan_Dahsyat
-http://putrabungsu.pun.bz/adam-dan-hawa-serta-iblis-keluar-dari-sy.xhtml
-http://blog.re.or.id/beda-syetan-iblis-dan-jin.htm
-http://www.oocities.org/narkobar/TheConceptmain.htm
-http://koarhan.blogspot.com/2012/06/makhluk-yang-menguasai-bumi-sebelum.html
-http://mahatera.blogspot.com/2011/12/makhluk-apakah-yang-menghuni-bumi.html
-http://sejarah10-jt.blogspot.com/2012/10/kehidupan-awal-masyarakat-di-kepulauan.html
-http://beda-dunia.blogspot.com/2013/03/apakah-perbedaan-antara-jin-setan-dan-iblis.html
-Hayatul Hayawan al-Kubra” karangan Dumairi
-kitab “Akaamu-l-Marjan fi Ahkamil Jan” karangan Syibli
-http://islampos.com/beda-jin-setan-iblis-42757/
-Ensiklopedia saintis dan alam semesta.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
**9 (Sembilan) UNSUR ROH YANG TERDAPAT DALAM DIRI MANUSIA **
JANGAN MENYANGKA JIKA DIRI MANUSIA HANYA BERUNSUR SATU JENIS ROH SAJA
-MENGENAL HAKEKAT DIRI MANUSIA DAN SIFATNYA
-MENGAPA MANUSIA DISEBUT TUHAN SEBAGAI MAKHLUK YANG PALING SEMPURNA?
-MENGAPA MANUSIA DICIPTAKAN DARI BAHAN TANAH?
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
Salam sejahtera sahabat,semoga kita semua selalu dalam kebaikan dan selalu dalam limpahan kasih sayang-Nya.
*Sebuah rahasia dahsyat tentang Roh yang selama ini sulit dianalogikan,namun kini berhasil terungkap secara ringkas*
MOHON DIBACA SECARA PERLAHAN UNTUK KEPADATAN PEMAHAMAN,Ambil manfaatnya,dan sangat mengharap saran dan kritik untuk menyempurnakan sedikit hal-hal yang masih belum tepat.
Pendahuluan.
Dari seluruh karya tulis yang saya hadirkan buat para sahabat selama ini,maka mengintisarikan tulisan yang berkaitan dengan keberadaan “ROH” yang tengah anda baca saat ini sungguh merupakan sebuah pekerjaan menyusun tulisan yang terberat dan ter-rumit dibanding dengan tulisan-tulisan yang saya persembahkan sebelumnya,Sedangkan telah jelas didalam Al-Qur’an,Allah Ta’ala menyatakan,bila ilmu tentang keberadaan ROH ini yang dapat diungkap pengetahuannya kepada para hamba-Nya,hanyalah sedikit saja.
“Dan mereka bertanya padamu tentang al-ruh. Katakan, ‘al-ruh itu urusan Tuhanku. Dan tidaklah kamu diberi al-i’lm kecuali sedikit.’ (QS. 17:85).
Namun demikian semoga pengetahuan tentang “ROH” yang sedikit ini cukuplah menjadikan kita mampu memetik hikmahnya dan menjadikannya sebagai wahana menuju kesadaran penuh memahami akan tanda-tanda Kebesaran dan Kekuasaan-Nya.Maka dengan dilandasi niat hati yang tulus memohon hidayah serta petunjuk kepada Allah Ta’ala semata dan kemudian menggali lebih banyak hikmah lagi dari buah karya tulisan para ulama alim,dan menyusunnya dengan seksama,maka tulisan ini berhasil saya intisarikan dalam metode bahasa yang mengarah pada pendekatan yang rasional serta mudah untuk dipahami oleh kita yang awam ini.Amin.
KENALI UNSUR ROH UTAMA DALAM DIRI MANUSIA YANG MENJADIKAN KEBERADAANNYA ADA :
Aku,engkau,kalian atau kita manusia,dikatakan ada atau exist keberadaannya jika memenuhi unsur-unsur zat kehidupan yang terpadu di dalam diri.Maka,ternyata unsur yang terdapat dalam diri manusia itu tidak hanya terdiri dari satu jenis ROH saja dengan Jasad.Tetapi ternyata manusia memlilki berbagai unsur Roh.
PENJABARAN TENTANG RUH (ROH) :
Dalam bahasa Arab Kata ruh berasal dari bahasa Al-Qur’an “Al-Ruh” dengan akar kata “RA-WAU-HA” (R-W-H),yang bermakna pancaran zat kehidupan yang menggerakkan suatu makhluk ciptaan-Nya menjadi hidup, yang berasal dari zat Kemaha Hidup-Nya, (Al-Hayyi),Rabb,Tuhan semesta alam, atau dalam perbendaharaan bahasa Indonesia kata “RUH” hanya dapat diterjemahkan dengan “ROH”,atau yang dikenal dengan sebutan “NYAWA”
Ini satu-satunya karakter bahasa yang tidak dimiliki oleh tata bahasa manapun di dunia, kata Al-Ruh berasal dari kalimat Al-Qur’an,yang kemudian hanya dapat diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan terjemahan,“ROH”,dalam bahasa Ibrani adalah “RU’ACH”, dalam bahasa Yunani diterjemahkan sebagai “Pneu’ma”,dan dalam bahasa Inggris diterjemahkan sebagai “SPIRIT”,
Maka terjemahan secara umum bahwa roh adalah :
“Daya /pancaran kehidupan yang tidak kelihatan,yang memberikan kehidupan kepada semua makhluk hidup”.
Dalam versi Al-Kitab Nasrani,Ruh adalah daya kehidupan yang akan kembali ke asalnya, yaitu Allah.(Ayub 34:14, 15; Mazmur 36:9),
Maka dalam Al-Qur’an diberitakan bahwa seluruh unsur jati diri manusia pada akhirnya bakal kembali kepada Tuhannya.
“Wahai jiwa yang tenang, kembalilah pada Tuhanmu dengan ridha dan diridhai. Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-Ku dan masuklah ke sorga-Ku.” (QS. 89.Al-Fajr:27-30).
Kemudian dalam bahasa sehari-hari kita,juga mengenal adanya sebutan, “Jiwa,sukma,Ruh kudus”, Roh Jahat,roh gentayangan,dll.Apakah semua itu?
Maka,tiap manusia itu memiliki 4 elemen / unsur utama zat kehidupan yang “menempel” atau berpadu di dalam dirinya,bahkan beberapa ulama meyakini bahwa 4 elemen ruh itu sebagai tergolong “makhluk” yang ditiupkan (dijadikan unsur) oleh Allah SWT,pada diri manusia tersebut ketika tercipta atau terlahir,sedangkan pada nafs-nafs lain yang terdapat dalam diri manusia,maka disebut sebagai unsur yang “dibekalkan”,karena merupakan jenis sifat :
BERIKUT BERBAGAI UNSUR DAN JENIS-JENIS ROH UTAMA YANG BERSEMAYAM DALAM DIRI MANUSIA :
Unsur manusia terdiri dari :
1. AR-RUH AL-IDHOFI atau RUH AL-HAYAT / RUH SEGALA SUMBER KEHIDUPAN (bentuk halus/gaib/tidak kasat mata)
2. AL-JASAD / FISIK (Ruh bentuk MATERI / BENDA yang dipengaruhi oleh ruang dan waktu)
3.AR-RUH AL-‘AQL atau ruh intelektual manusia (bentuk halus/gaib/tidak kasat mata)
4.AR-RUH AN-NAFSIY (Ruh kepribadian/Ego) atau Ruh angan/kesadaran (bentuk halus/gaib/tidak kasat mata),
“Maka mereka telah kembali kepada kesadaran dan lalu berkata: “Sesungguhnya kamu sekalian adalah orang-orang yang menganiaya (diri sendiri)”, (QS.21. Al Anbiyaa':64)
I.AR-RUH AL-IDHOFI :
-Ruh Al-Idhafi atau Ruh Al-Hayat atau bahasa kita menyebutnya “Nyawa” :
“Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalamnya roh (ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur”.
(QS.32. As Sajdah:9)
-Adalah roh utama manusia,karena roh inilah maka manusia dapat hidup. Bila roh tersebut keluar dari raga, maka manusia yang bersangkutan akan mati jasadnya. Roh ini sering disebut “NYAWA”.
-Roh Al-Idhofi merupakan sumber kehidupan dan keberadaan adanya manusia,Dan roh Al-Idhofi ini mempengaruhi roh-roh lainnya.Maka ketika manusia masih dalam keadaan belum mengalami kematian namun salah satu jenis roh yang lain keluar dari raga, maka roh Al-Idhofi ini tetap akan tinggal didalam jasad,sehingga manusia tetap hidup/bernyawa.
-Bagi hamba Tuhan yang telah sampai pada tingkat kedekatan Irodat Ilahi atau telah mencapai maqam “MAKRIFAT,maka dapat mengenali roh nya sendiri ini dengan penglihatan kebatinannya(Al-Bashirah). Ia berujud mirip diri sendiri, baik rupa maupun suara serta segala sesuatunya. Bagai berdiri di depan cermin. Meskipun roh-roh yang lain juga demikian, tetapi kita dapat membedakannya dengan roh yang satu ini.Alamnya Ruh Al-Idhofi berupa nur terang benderang dan rasanya sejuk tenteram (bukan dingin).Inilah Ruh yg dikatakan akan kembali kepada Tuhannya saat manusia mati atau dicabut nyawanya.
(Menurut Syeikh Naem As-Saufi dalam kitab Mengenal Ruh : Bermula dari Ruh Idhafi itu maka daripadanya asalnya Jawahir(perwujudan). Ada pun Ruh Idhafi itu ialah Nuktah. Yang mengadakan Nuktah itu Zat Allah yang Maha Suci,Maka Roh Idafi itulah izin Allah(tiupan sebagian Ruh Al-Quds-Nya) didalam diri kita. Maka Ruh Idhafi itulah dinamakan Ujud Idhafi. Maka Ruh Idhafi itulah dinamakan Nyawa Muhammad, Nyawa Adam, Nyawa orang-orang Mukmin dan Nyawa kepada Ruhani. Maka kenyataan Ruh Idhafi itulah bersumber dari Ruhul Quddus. Maka kenyataan Ruhul Quddus itu ialah Ruhani. Kenyataan Ruhani itu ialah Nafas kita. Maka ada pun Ruh Idhafi itu didalam diri. Maka Hakeqat itu diri, dan diri itu didalam Idhafi).
Ruh Al-Idhofi ini terdiri dari :
1. Roh Al-Qudus (Roh Kudus /Roh Suci) dan Roh Al-Hayat (Nyawa):
-Roh Al-Qudus adalah merupakan manisfestasi difusi Ruh suci yang bersumber dari Ruh-Nya yang Maha Al-Hayyu Al-Qayyum,yang ditiupkan langsung oleh Tuhan kepada makhluk-Nya yang tertentu,yang adalah dikhususkan untuk makhluk pilihan-Nya.
-Sedangkan Roh Al-Hayat yang sering disebut “NYAWA” ini,adalah roh nyawa kehidupan yang bersumber (baca:bagian) dari Roh Kudus-Nya tersebut yang “ditiupkan” kepada seluruh makhluk ciptaan Allah baik Malaikat,Jin,Manusia umum yang lahir/tercipta dan merasakan hidup baik di alam dunia maupun alam ghaib lainnya (termasuk tumbuhan dan hewan).
Maka perbedaan Roh Qudus dengan Roh Al-Hayat adalah bahwa :
-Roh Qudus tidak ditiupkan kepada makhluk/manusia umum tapi hanya ditiupkan Roh Al-Hayat,sedangkan yang ditiupkan langsung Roh Qudus-Nya ini diantaranya adalah :
HAMBA-HAMBA TUHAN YANG DITIUPKAN DENGAN RUH AL-QUDUS :
a.Jibril (Malaikat),
“Katakanlah: “Ruhul Qudud,(Jibril) menurunkan Al Quran itu dari Tuhanmu dengan benar, untuk meneguhkan (hati) orang-orang yang telah beriman, dan menjadi petunjuk serta kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri (kepada Allah).”(QS. 16. An Nahl:102)
b.Adam,yaitu pada penciptaan langsung dahulu,
“Maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya Ruh -Ku; maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud kepadanya.”
(QS.38. Shaad:72)
c.Nabi Isa,yaitu tatkala Ibundanya tanpa suami namun dapat mengandung dan melahirkan Nabi Isa AS:
“(Ingatlah), ketika Allah mengatakan: “Hai Isa putra Maryam, ingatlah nikmat-Ku kepadamu dan kepada ibumu di waktu Aku menguatkan kamu dengan Ruhul Qudus…..”.(QS. 5. Al Maa’idah:110),
Ayat senada silahkan renungi : (QS.Al-Baqarah :87 dan 253)
d.Nabi Muhammad SAW.yang disebut Ruh Al-Amin,adalah esensi dari Nur Muhammad yg merupakan cikal bakal penciptaan segala sesuatu kehidupan makhluk-Nya,maka justru Roh Qudus yang paling tertinggi derajatnya justru yang ditiupkan pada jiwa Muhammad SAW.
Dari sabda Rasulullah Saw :
(Aku dari Allah dan sekalian mukmin dariku.)
-Firman Allah Swt. dalam hadis qudsiy:
“Innallaaha khalaqa ruuhi nabiyyika shalallaahu `alaihi wasallam min dzaatihi”
(Sesungguh-Nya Allah menciptakan ruh/Nur Muhammad Saw. itu dari Zat-Nya/Nurillah.)
Selengkapnya silahkan renungi dalam-dalam riwayat Nur Muhammad ini pada link berikut :
-https://kelanadelapanpenjuruangin.wordpress.com/2013/07/12/the-effulgence-of-mohammed-nur-muhammad/
(Jadi tiupan ruh Al-Qudus tidak hanya disematkan/ditiupkan pada Isa anak maria saja tapi juga pada Jibril,Adam dan Muhammad SAW).
2.Roh Rabani ,
-Adalah Ruh Jiwa yang selalu menangisi diri teringat akan Tuhannya,yang selalu meratap memanggil-manggil Rabb nya.
“Dan aku bersumpah dengan jiwa yang amat menyesali (nafsy dirinya sendiri)”.(QS.75. Al Qiyaamah:2)
(Bila kita berhasil menguasainya maka kita tak mempunyai kehendak apa-apa. Hatipun terasa tenteram).
3. Roh Nurani :
-Roh ini dibawah pengaruh roh-roh Al-Idhofi. Roh Nurani ini mempunyai pembawa sifat terang. Karena adanya roh ini menjadikan manusia yang bersangkutan jadi terang hatinya. Kalau Roh Nurani meninggalkan tubuh maka orang tersebut hatinya menjaid gelap dan gelap pikirannya.
-Roh Nurani ini hanya menguasai nafsu Mutmainah saja. Maka bila manusia ditunggui Roh Nurani maka nafsu Mutmainahnya akan menonjol, mengalahkan nafsu-nafsu lainnya.
Hati orang itu jadi tenteram, perilakunyapun baik dan terpuji. Air mukanya bercahaya, tidak banyak bicara, tidak ragu-ragu dalam menghadapi segala sesuatu, tidak protes bila ditimpa kesusahan.Senyum tangis suka duka,bahagia maupun menderita dipandang sama.
4. Roh Rahmani (Roh Cinta Kasih):
-Roh dibawah kekuasaan Roh Al-Idhofi pula. Roh ini juga disebut Roh Pemurah,yang merupakan manifestasi dari Zat-Nya yang Ar-Rahman dan Ar-Rahim.Roh ini mempengaruhi manusia bersifat sosial,dan berkasih sayang(roh cinta).
Oleh karena adanya unsur Roh cinta inilah maka manusia dapat saling merasakan timbulnya rasa cinta dan sayang,yaitu pada suami sitri,sahabat,keluarga dan antar sesama orang-orang yang bernurani.
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir”.(QS.30. Ar Ruum:21)
Darimana datang ruh cinta ini?
Maka ayat berikut yang mengisahkan riwayat Nabi Musa dengan Fir’aun adalah menyiratkan asal datangnya ruh cinta ini.
“…..Dan Aku telah melimpahkan kepadamu kasih sayang yang datang dari-Ku, …”(QS.20. Thaahaa:39)
Jelas sekali bahwa manusia terdapat unsur Ruh Cinta yang berasal dari Dzat Ar-Rahman Ar-Rahim-Nya.
II.AL-JASAD :
Terdiri dari :
1. Jasmani / Jasad / Tubuh /daging :
Bahwa salah satu elemen manusia itu adalah Jasad/jasmani yang terdiri dari “cangkang” atau prototype tulang yang diselubungi daging beserta seluruh komponen system metabolismenya,yang asal usulnya berasal dari tanah.
“Dialah yang menciptakan kamu dari tanah,…….’. “(QS.40.Al Mu’min:67)
وَلَقَدْ خَلَقْنَا الإِنسَانَ مِن صَلْصَالٍ مِّنْ حَمَإٍ مَّسْنُونٍ
“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering (yang berasal) dari Lumpur hitam yang diberi bentuk”. (QS.15.Al-Hijr:26)
-Maka seluruh aktifitas dan mekanisme perkembangan tubuh manusia ini tetap di bawah kekuasaan Roh Al-Idhofi. yang menguasai seluruh peredaran darah dan urat syaraf serta memberi energi listrik pada pergerakan/kerja paru-paru dan jantung.
-Karena adanya roh yang menguasai jasad/jasmani ini maka manusia dapat merasakan adanya rasa sakit, lesu, lelah, segar dan lain-lainnya. Bila Roh Al-Idhofi yang menguasai badan ini keluar dari raganya, maka ditusuk jarumpun tubuh tidak terasa sakit atau tubuh dalam keadaan mati rasa.
-Roh jasmani ini menguasai nafsu amarah dan nafsu hewani. Nafsu hewani ini memiliki sifat dan kegemaran seperti binatang, misalnya: malas, suka setubuh, serakah, mau menang sendiri dan lain sebagainya.
2. Al-Nabati An-Nafsiy (Gen , Cikal Bakal) .
Unsur Al-Nabati dalam diri manusia jika menurut bahasa ilmiahnya adalah Gen atau DNA,seperti yang disiratkan dalam ayat-Nya :
“Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al Quran itu adalah benar. Tiadakah cukup bahwa sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu?”
(QS.41. Fushshilat:53)
Pada kalimat “Sanurihim ayatina…” yg bermakna “Tuhan menghadirkan tanda-tanda…”,kemudian sambungannya,”Fi Anfusihim…” yang bermakna ,”Sesuatu unsur inti yang tanda-tandanya terdapat dalam diri manusia…”,maka pesan penjabarannya dari ayat tersebut adalah :
“Bahwa didalam unsur manusia terdapat suatu “tanda-tanda” inti zat manusia (lebih kecil dari atom),yang tak akan hilang yang dengan inti itu maka sesuatu yang diam,yang mati dapat tumbuh/dihidupkan kembali,yang semua itu sebagai memperlihatkan tanda-tanda kekuasaan-Nya”.
Dengan apa zat itu dapat diperlihatkan?maka tentu dengan ilmu pengetahuan.Dan jelas sekali ilmu pengetahuan modern telah menemukan adanya unsur Gen,ya DNA itulah yang dimaksud dalam Al-Qur’an.
-DNA, kepanjangan dari Deoxyribo Nucleic Acid, merupakan asam nukleat yang menyimpan semua informasi tentang genetika. DNA inilah yang menentukan jenis rambut, warna kulit dan sifat-sifat khusus dari manusia. DNA umumnya terletak di dalam inti sel.
Secara garis besar, peran DNA di dalam sebuah sel adalah sebagai materi genetic, artinya DNA menyimpan cetak biru bagi segala aktivitas sel. Ia mengandung perintah-perintah yang memberitahu sel bagaimana harus bertindak. Ia juga menentukan bagaimana sifat organisme diturunkan dari suatu generasi ke generasi berikutnya.
Selebihnya silahkan kunjungi link tentang DNA :
– http://kesehatan707.blogspot.com/2012/05/apa-itu-dna.html
-http://www.arrahmah.com/news/2013/02/17/subhanallah-ayat-suci-dalam-kromosom-manusia.html
Ketika manusia mati,adalah terjadinya suatu peristiwa dimana terjadi pelepasan unsur-unsur atas satu kesatuan pada diri manusia,yakni terpisahnya roh-roh kehidupan seperti yang dijelaskan diatas dengan jasad/badannya,maka yang terjadi pada jasad/fisik adalah kembali melebur menjadi tanah yang memang asal usul bahannya dari sana.
“Kemudian Dia mengembalikan kamu ke dalam tanah dan mengeluarkan kamu (daripadanya pada hari kiamat) dengan sebenar-benarnya”.
(QS. 71. Nuh:18)
Namun ada satu unsur yang tak akan hilang pada diri manusia ketika lainnya melebur menjadi tanah,yaitu unsur An-Nafsiy atau Gen/DNA.
“Dari bumi (tanah) itulah Kami menjadikan kamu dan kepadanya Kami aka mengembalikan kamu dan daripadanya Kami akan mengeluarkan kamu pada kali yang lain”.(QS. 20. Thaahaa:55)
“Tidaklah Allah menciptakan dan membangkitkan kamu (dari dalam kubur) itu melainkan hanyalah seperti (menciptakan dan membangkitkan) satu jiwa saja. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat”.(QS.31. Luqman:28)
-Maka hakekat manusia mengapa berasal dari tanah ini yang ternyata adalah bahwa ada keterkaitan sejarah riwayat masa lalu ketika Tuhan menciptakan Makhluk dari bangsa Jin yang bukan berasal dari tanah namun menjadi khalifah dimuka bumi yang kemudian malah membuat kerusakan tanah/bumi sehingga bumi menangis bahwa zatnya hanya dikotori oleh bangsa Jin dahulu.
Maka kemudian Tuhan menjanjikan pada tanah ketika mencipta manusia bahwa nanti akan dikembalikan lagi dan bahkan mendapat kemuliaan tinggal disyorga sebagai penghargaan pada unsur tanah.Hingga bahkan tanah/bumi menjadi bangga karena telah dihadirkannya manusia mulia yang juga dibangga-banggakan oleh penduduk langit termasuk Malaikat dan Bouraq.
Siapa manusia mulia itu,Beliau adalah Muhammad SAW yang hadir memuliakan bumi pertiwi.
Lihat selengkapnya pada riwayat “MAKHLUK-MAKHLUK SEBELUM MANUSIA”,pada link berikut :
IV.Ruh Al-‘AQL (Ruh Intelektual):
-Adalah Ruh kesadaran dan akal pikir yang terdapat dalam unsur (dalam jiwa diri) manusia yang disematkan oleh Sang Pencipta.
“Allah menyediakan bagi mereka azab yang keras, maka bertakwalah kepada Allah hai orang-orang yang mempunyai aqal, (yaitu) orang-orang yang beriman. Sesungguhnya Allah telah menurunkan peringatan kepadamu”.
(QS.65. Ath-Thalaaq:10)
(QS.26. Asy-Syu’araa':28)
Elemen Ruh Al-Aql inilah yang membedakan antara makhluk manusia dengan tumbuhan dan binatang.Artinya tumbuhan dan binatang tidak dibekali Ruh ini,hanya dibekali Ruh Al-Hayat dan Nafs-nafs sifat ego.
Namun ternyata justru Ruh Aql ini yang jarang di pergunakan oleh kebanyakan manusia.
“Atau apakah kamu mengira bahwa KEBANYAKAN mereka itu mendengar atau memahami. Mereka itu tidak lain, hanyalah seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat jalannya (dari binatang ternak itu)”. (QS.25.Al Furqaan:44)
Ayat senada :
(QS.40. Al Mu’min:57)
“Dan apabila kamu menyeru (mereka) untuk (mengerjakan) sembahyang, mereka menjadikannya buah ejekan dan permainan. Yang demikian itu adalah karena mereka benar-benar kaum yang tidak mau mempergunakan akal”.
(QS.5. Al Maa’idah:58),
Ancaman bagi yang tidak mem-fungsikan aqal yang telah dianugerahkan Tuhan pada manusia :
“Dan tidak ada seorangpun akan beriman kecuali dengan izin Allah; dan Allah menimpakan kemurkaan kepada orang-orang yang tidak mempergunakan akalnya”.(QS.10. Yunus:100)
V.Ruh An-NAFSIY (Roh REWANI atau SUKMA):
Ruh ini terdiri dari :
1-Roh Rewani (Sukma):
-Ialah roh yang menjaga raga manusia.Ketika manusia hidup dan dalam keadaan sadar serta sehat atau terjaga,maka ruh Rewani /sukma ini komplit nempel ( menyatu) pada diri manusia,
-Bila roh Rewani ini keluar dari tubuh maka orang yang bersangkutan menjadi tidak sadar atautidur.Maka orang akan terjaga kembali ketika roh Rewaninya ini merasuk kembali ke tubuhnya.
-Juga ketika orang dalam keadaan tidur kemudian bermimpi berjumpa dengan arwah seseorang dialam mimpinya, maka roh Rewani dari orang yang bermimpi itulah yang menjumpainya,bahkan dapat melakukan komunikasi dialamnya tersebut. Jadi mimpi itu hasil kerja roh Rewani yang mengendalikan alam bawah sadar manusia. Roh Rewani ini juga di bawah kekuasaan Roh Idofi. Jadi kepergian Roh Rewani dan kehadirannya kembali diatur oleh Ruh Al-Idhofi.
اللَّهُ يَتَوَفَّى الْأَنفُسَ حِينَ مَوْتِهَا وَالَّتِي لَمْ تَمُتْ فِي مَنَامِهَا فَيُمْسِكُ الَّتِي قَضَى عَلَيْهَا الْمَوْتَ وَيُرْسِلُ الْأُخْرَى إِلَى أَجَلٍ مُسَمًّى
إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَاتٍ لِّقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
“Allah memegang jiwa (nafs) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya. Maka Dia, tahanlah jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditentukan. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berpikir.” (QS.39.Az-Zumar:42)
-Oleh karena itu makanya kita sering dengar orang bilang bahwa kalau orang sedang tidur seperti kaya mati saja ,namun bagi yang tertidur kadang merasa angan dirinya dapat menari-nari terbang bebas kealam luas.
-Maka Ruh Rewani ini merupakan pokoknya Ruh Angan,alam bawah sadar,Roh Rewani adalah duplikat jasad dalam bentuk halus atau SUKMA dalam bahasa kebatinan Jawa.
(Itulah mengapa pada komunitas ahli supranatural dapat memiliki ilmu yang disebut,”Ngerogoh Sukma” alias mampu melakukan perjalanan kebatinan dan mampu berkomunikasi dengan arwah orang-orang yang sudah meninggal,dengan makhluk astral lain atau bahkan mampu melakukan komunikasi jarak jauh/telepati dialam kebatinan).
-Maka ketika manusia mati yg terjadi adalah :
Ia hanya kehilangan fisik,dan Ruh Al-Idhafinya,sedangkan Jiwa,aqal dan angannya masih hidup dialam sana,maka oleh karena itulah di kehidupan sehari-hari,kita dapat mengenal adanya desas desus hal-hal gaib,hantu,roh gentayangan,penampakan,mati suri,masuk ke alam astral,dll,sungguh semua itu sebenarnya dapat dijelaskan.
2. Roh Rohani /Ruh Ego:
Pada Ruh Ar-Ruhani inilah yang merupakan sarana Tuhan dalam mengilhamkan qalbu manusia untuk menggunakan insting memilih jalan negatif atau jalan positif.
“Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya”.
(QS.91. Asy Syams:8)
-Roh inipun juga dikuasai oleh roh Al-Idhofi. Karena adanya roh Rohani ini, maka manusia memiliki kehendak dua rupa. Kadang-kadang suka sesuatu, tetapi di lain waktu ia tak menyukainya. Roh ini mempengaruhi perbuatan baik dan perbuatan buruk. Roh inilah yang menempati pada sifat-sifat/nafsy bakat manusia,sebagai berikut :
Kenali unsur diri Manusia yang pada penciptaan manusia telah disematkan 2 (dua) Nafs/Sifat utama :
I. Unsur Nafs Kiri (Cenderung Negatif) / Nafs Fujurah:
Yang dapat menimbulkan / mengarahkan perilaku manusia pada nafs-nafs keburukan/kefasikan sbb :
1.An-Nafs Al-Hayawaniyyah.
2.An-Nafs Al-Musawwillah
3.An-Nafs Al-Ammarah
4. Nafsu Al-Lawwamah (Nafs ganda yang dapat menghantar ke negatife dan positif)
5. Nafsu Supiyah (Nafs ganda yang dapat menghantar ke negatife dan positif)
II. Unsur Nafs Kanan (Nafsyu positive / At-Taqwa :
Yang dapat menimbulkan / mengarahkan perilaku manusia pada nafs-nafs kebajikan/ketaqwaan sbb :
1.An-Nafs An-Nafsyaniyyah
2.An-Nafs Al-Mulhammah
3.An-Nafs Al-Muthmainnah
Baca selengkapnya tentang Nafsy-nafsy yg terdapat dalam diri manusia di link berikut :
Kalau manusia ditinggalkan oleh roh rohani ini, maka manusia itu tidak mempunyai nafsu lagi, sebab semua nafsu manusia itu roh rohani yang mengendalikannya. Maka, kalau manusia sudah bisa mengendalikan roh rohani ini dengan baik, ia akan hidup dalam kemuliaan. Roh rohani ini sifatnya selalu mengikuti penglihatan yang melihat. Dimana pandangan kita tempatkan, disitu roh rohani berada,namun sebaliknya jika manusia cenderung mengumbar nafsyu negatifnya saja maka keadaan manusia tersebut akan jatuh ke dalam derajat rendah (bahkan lebih rendah dari binatang).
Dengan demikian telah kita pahami bahwa diri manusia itu terdapat unsur 9 (Sembilan) “ROH” yakni :
1.Ruh Al-Hayat
2.Ruh Rabbani
3.Ruh Nurani
4.Ruh Rahmani
5.Ruh Al-Jasad
6.Ruh An-Nabati
7.Ruh Al-Aql
8.Ruh Rewani / Sukma
9.Ruh Rohani / Ego.
LANTAS APAKAH YANG DIMAKSUD DENGAN JIWA ?
Maka dari keseluruh unsur Ruh berikut jasad yang melekat pada diri manusia,itulah satu kesatuan unsur/wujud yang disebut “JIWA”,yang mengejawantahkan akan adanya keberadaan jatidiri manusia tersebut baik dalam keadaan hidup atau sesudah matinya.
Dan jiwa pada masing-masing diri seseorang itu,diwakili oleh sebutan namanya masing-masing yang bersifat abadi atau yang disebut,“Ism”
Maka Jiwa mewakili nama dan nama mewakili karakter serta spirit ruh dari orang yang bersangkutan,oleh karena itu demikianlah mengapa nama seseorang itu tak akan pernah musnah biarpun meninggal,tetap saja namanya tak akan hilang,contoh si Badrun meninggal,maka tak akan ganti panggilan menjadi si Bolang,maka tetap saja akan di panggil namanya dengan Badrun,hanya saja ada tambahan gelar Almarhum didepan namanya.makadengan demikian nama adalah sebutan/gelar “JIWA” seseorang.
Dari semua ayat yang menyebutkan tentang jiwa dalam Al-Qur’an,maka sekaligus merupakan definisi tegas tentang jiwa itu sendiri.
-Berikut ayat yang mendefinisikan tentang jiwa,yang mengejawantahkan keseluruhan unsur zat manusia secara utuh ketika hidup :
“Berjihadlah dengan harta dan jiwamu…. “(QS.49. Al Hujuraat:15)
Artinya:”Berjuanglah dijalan-Nya dengan segenap kemampuan yg dimiliki dari seluruh unsur jasmani dan ruhaninya”.
Juga pada : (QS.40. Al Mu’min:17) , (QS.31. Luqman:28)
Pada contoh bait lagu,coba ingat-ingat akan sebuah lagu nasional,yang berbunyi :
“Bagimu negeri,jiwa raga kami….”,
Atau pada sebuah pelaksanaan program pemerintah ketika diadakan Sensus Penduduk,maka dikatakan “Cacah Jiwa”,satuannya adalah jiwa.(bukan cacah orang atau cacah manusia,kan?)
Maka demikianlah semua itu mengejawantahkan sebagai bentuk utuh manusia itu sendiri yang terdiri dari unsur ruh -ruh seperti tersebut diatas,atau keseluruhan jasmani dan ruhaninya.
-Berikut ayat yang mendefinisikan tentang jiwa,yang mengejawantahkan jatidiri manusia ketika setelah matinya :
“Hai jiwa yang tenang”.(QS. 89. Al-Fajr:27)
Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa firman Allah ini turun berkenaan dengan Hamzah yang gugur (mati) sebagai syahid.
(Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari Buraidah.)
-Berikut ayat yang mendefinisikan tentang jiwa,yang mengejawantahkan jatidiri manusia ketika di alam akherat (Setelah alam kubur):
“Dan disempurnakan bagi tiap-tiap jiwa (balasan) apa yang telah dikerjakannya dan Dia lebih mengetahui apa yang mereka kerjakan”.(QS. 39. Az Zumar:70)
KEADAAN UNSUR JIWA MANUSIA MENURUT ALAM KEHIDUPANNYA :
1.KETIKA MANUSIA MASIH HIDUP DIALAM DUNIA :
-Maka keseluruh unsur zat manusia yang terdiri dari Ruh-ruh Al-Idhofi,Jasad,Aql dan An-nafsiy beserta seluruh sifat Nafs-nafs nya,semua melekat atau komplit bersemayam dalam jati diri jiwa manusia.
2.KETIKA MANUSIA SEDANG DI CABUT NYAWANYA (meninggal) :
-Adalah saat proses dilepasnya seluruh unsur Ruh halus ,ruh-ruh kehidupan pada diri manusia dari jasadnya.
-Pada peristiwa ini maka keadaan manusia ybs seolah mengalami mati rasa,ketidak sadaran,diam,ditusuk benda tajampun akan diam,disiksa orangpun tak akan lari……karena apa? karena ruhnya sedang dilepas…karena nafs-nafsnya sedang mengalami pelepasan dari jasadnya.
-Kemudian dalam riwayat ketika manusia sudah sampai ajalnya dan sedang dicabut nyawanya,(sakarotul maut) diriwayatkan,dalam alam jiwanya mengalami sakit sangat luar biasa,karena adanya suatu proses pelepasan unsur-unsur ruh kehidupan dengan badannya.
“Kalau kamu melihat ketika para malaikat mencabut jiwa orang-orang yang kafir seraya memukul muka dan belakang mereka (dan berkata): “Rasakanlah olehmu siksa neraka yang membakar”, (tentulah kamu akan merasa ngeri)”.(QS. 8.Al-Anfaal:50)
2.KETIKA MANUSIA MENJALANI KEHIDUPAN DIALAM KUBUR/BARZAH :
-Ketika manusia telah berada hidup dialam kubur/Barzah,maka Unsur yang lepas atau meninggalkan jiwanya adalah hanya jasadnya,karena jasad/fisiknya melebur menjadi tanah,sedangkan unsur ruh-ruh lainnya seperti :
Ruh Al-Idhofi, Al-Aql dan Ruh An-Nafsiy nya dikembalikan lagi oleh Allah setelah manusia dibenamkan ke dalam liang lahat dan menjalani kehidupan baru dialam dikubur.
Maka dengan demikian kala manusia berada dialam kubur,Gen atau DNA nya mengalami/merasakan hidup kembali dalam dimensi alam halus dengan Ruh-ruh yang dikembalikan lagi yakni Ruh Al-Idhofi,Ruh Al-Aql dan Ruh An-Nafsiy nya (Sukma)
-Oleh karena itulah ada istilah Merasakan siksa kubur,menangis,menyesali diri,dan ingin kembali ke dunia,dll
Berikut informasi dari ayat Al-Qur’an tentang adanya siksa kubur :
“Kepada mereka dinampakkan neraka pada pagi dan petang,dan pada hari terjadinya Kiamat. (Dikatakan kepada malaikat): “Masukkanlah Fir’aun dan kaumnya ke dalam azab yang sangat keras.”(QS.40. Al Mu’min:46)
Riwayat tentang adanya siksa kubur silahkan renungi pada link berikut :
-http://tanbihul_ghafilin.tripod.com/siksaalamkubur.htm
-http://www.sabah.org.my/mns/allPDF/nov06/TAZKIRAH%2070%20311006%20Kebenaran%20Azab%20Kubur.pdf
3.KETIKA MANUSIA DI ALAM AKHERAT SETELAH KIAMAT DAN DIBANGKITKAN :
-Maka diri manusia akan dikembalikan lengkap dengan jiwa raganya,utuh sediakala seperti bentuk ketika hidup dialam dunia,karena Allah menyatukan kembali seluruh unsur ruh dengan jasadnya.
Silahkan perhatikan ayat berikut :
“Bukan demikian, sebenarnya Kami kuasa menyusun (kembali) jari jemarinya dengan sempurna”.
(QS. 75.Al-Qiyaamah:4)
4.KETIKA MANUSIA BERADA DI ALAM TEMPAT KEMBALI AKHIR :
-MANUSIA YANG BERADA DIALAM SYORGA :
Juga diri manusia akan dikembalikan dengan jiwa yang utuh sediakala seperti bentuk ketika hidup dialam dunia,karena Allah menyatukan kembali seluruh unsur ruh Al-Idhofi,Jasad,Aql dan An-nafsiy dengan jasadnya.
Silahkan perhatikan ayat berikut :
“Wahai jiwa yang tenang, kembalilah pada Tuhanmu dengan ridha dan diridhai. Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-Ku dan masuklah ke sorga-Ku.” (QS.89.Al-Fajr:27-30).
“Di dalam Syorga itu ada buah-buahan yang banyak untukmu yang sebahagiannya kamu makan”.
(QS. 43. Az Zukhruf:70 s/d 73)
Ayat diatas menggambarkan keadaan manusia di dalam syorga lengkap dengan unsur ruhani dan jasmani,karena ada aktifitas jasadiyah seperti makan,minum,merasakan,dll sama seperti ketika di alam dunia,hanya Nafs-nafs keburukan saja yang telah dilepaskan seluruhnya,karena dalam syorga tidak ada dendam dan sakit hati dan tidak ada sifat-sifat kesia-siaan.
-MANUSIA YANG BERADA DI ALAM NERAKA :
Di alam Neraka,maka diri manusia juga akan dikembalikan lengkap dengan jiwa raganya,utuh sediakala seperti bentuk ketika hidup dialam dunia,karena Allah menyatukan kembali seluruh unsur ruh Al-Idhofi,Jasad,Aql dan An-nafsiy dengan jasadnya.
Silahkan perhatikan ayat berikut :
“Dan tahukan kamu apa huthamah itu? (Yaitu) api (yang disediakan) Allah yang dinyalakan, yang (membakar) sampai ke hati.” (Q.S. al-Humazah: 5-7)
“Di hadapannya ada jahanam dan dia akan diberi minuman dengan air nanah, diminumnya air nanah itu dan hampir dia tidak bisa menelannya dan datanglah (bahaya) maut kepadanya dari segenap penjuru, tetapi dia tidak juga mati; dan dihadapannya masih ada azab yang berat.” (Q.S. Ibrahim: 16-17)
Ayat diatas menggambarkan keadaan manusia di siksa dalam Neraka lengkap dengan unsur ruhani dan jasmaninya,karena ada aktifitas jasadiyah seperti makan,minum,merasakan,dll,hanya saja semuanya berbentuk api dan kesengsaraan,sama seperti ketika di alam dunia,hanya Nafs-nafs Muthmainnah,Al-Mardiyyah dan Ar-Radhiyahnya saja yang tidak ikut ke neraka,karena didalam neraka tidak ada sifat kedamaian,ketenteraman dan kesenangan.
MANUSIA
MENGENAL HAKEKAT DIRI MANUSIA DAN UNSURNYA :
Kita selama ini memahami keberadaan manusia hanya sebatas makhluk yang diciptakan Tuhan dari bahan tanah kemudian cukup melakukan penghambaan dan beribadah hanya kepada-Nya saja,kemudian bagi yang taat akan masuk syorga dan bagi yang ingkar akan berakhir dineraka.
Padahal ternyata setelah dilakukan pendalaman dari berbagai sumber ulama alim dan menginti sarikannya lebih dalam lagi,maka bahwa hakekat keberadaan manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang lebih mulia dibanding dengan makhluk ciptaan lainnya ini sungguh memuat makna lain yang lebih luas,yang akan menuntun kepada kita (bagi yang mau merenunginya) ini,menuju pada sebuah kesadaran yang lebih dahsyat akan makna sebuah rasa syukur yang teramat sangat kepada Tuhannya dengan sebenar-benar runduk sujud syukur yang dalam lagi dan akan membuat kita lebih khidmat lagi menyadari siapa diri kita yang sungguh tak ada sebutir-butirnya tepung diri kita dibanding dengan karunia Tuhan yang telah diberikan kepada manusia.
(pada kesadaran lain akan timbul rasa malu teramat sangat kita kepada Tuhan,jika kita hanya menjadi makhluk sampah yang tak pernah mempersembahkan sesuatu bakti kepada-Nya).
Mari kita telusuri siapa sesungguhnya diri kita.
MENGAPA MANUSIA DISEBUT TUHAN SEBAGAI MAKHLUK YANG PALING SEMPURNA?
Manusia makhluk paling sempurna dan mulia?
Ah,sepertinya omong kosong.Realitasnya dalam kehidupan dunia saat ini begitu memprihatinkan menyaksikan ulah sepak terjang dan tabiat manusia.Jahat,egois,sadis dan penuh kesombongan,saling injak menginjak,saling hancur menghancurkan,tipu menipu dan saling iri dengki.
Lihat yg jadi penjahat,betapa sadisnya mereka merampok,menjambret,menodong kadang tanpa belas kasihan langsung membacok,membunuh korbannya.Lihat yang saling bunuh-bunuhan antar sesama umat karena dalih membenarkan kelompok/sektenya sendiri.Lihatlah realitas di Suriah,Irak,Mesir,Myanmar,dan dibelahan lain dunia.
Lihat yang saling tawuran ,pertikaian SARA,mereka bunuh-bunuhan dan mati bagai binatang,yang mati dibakar,yang dimutilasi,yang di ambil paksa organ dalam tubuhnya,dll.Lihat para pecandu narkoba,lihat dan lihat realitas dikehidupan kita sehari-hari,maka manusia kelasnya tak lebih baik dari nasib binatang yang mati.
Mau disebut mulia darimana? Padahal Tuhan telah menyiratkan bahwa manusia adalah makhluk yang dilebihkan kemuliaan dan derajatnya dibanding makhluk lainnya :
“Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan[862], Kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan”.(QS. 17. Al Israa':70)
Maka jawaban makhluk manusia dapat digolongkan sebagai makhluk mulia jika memenuhi hal-hal sebagai berikut dibawah ini :
Jawaban yang paling mendasar adalah bahwa,ternyata derajat mulia itu,berpasangan dengan kerendahan.Maknanya bahwa manusia jika mau termasuk ke dalam makhluk yang disebut mulia,maka itu harus dengan niat dan berusaha,berupaya mencapainya atau meraihnya.
Maka,
Manusia dapat digolongkan sebagai makhluk mulia terbagi dalam dua katagory:
1.Menurut aspek filsafat global :
*Dalam ilmu mantiq (logika) manusia disebut sebagai Al-Insanu hayawanun nathiq (manusia adalah binatang yang berfikir). Nathiq sama dengan berkata-kata dan mengeluarkan pendapatnya berdasarkan pikirannya. Sebagai binatang yang berpikir manusia berbeda dengan hewan. Walau pada dasarnya fungsi tubuh dan fisiologis manusia tidak berbeda dengan Hewan, namun hewan lebih mengandalkan fungsi-fungsi kebinatangannya, yaitu naluri, pola-pola tingkah laku yang khas, yang pada gilirannya fungsi kebinatangan juga ditentukan oleh struktur susunan syaraf bawaan. Semakin tinggi tingkat perkembangan binatang, semakin fleksibel pola-pola tindakannya dan semakin kurang lengkap penyesuaian struktural yang harus dilakukan pada saat lahirnya.
Pertanyaan tentang jati diri manusia itu mulai timbul atau baru terlacak pada masa Para pemikir kuno Romawi yang konon dimulai dari Thales (abad 6 SM).
Maka,keberadaan manusia berbeda dengan binatang yang tak diberi beban penugasan sebagai khalifah (penguasa bumi),sehingga tak dibekalinya dengan aqal.
Sedangkan manusia yang diberi aqal memungkinkan dapat menerima signal-signal petunjuk atau hidayah dalam menjalani kehidupan sebagai koridor yang mesti diaplikasikannya.
TENTANG SIGNAL HIDAYAH YANG TERTANAM DALAM DIRI MANUSIA
As-Syaikh Musthafa al-Maraghi ketika menafsirkan makna hidayah dalam surat al-Fatihah menerangkan bahwa ada lima macam dan tingkatan hidayah yang dianugerahkan Allah s.w.t. kepada manusia, yaitu:
1. Hidayahal-Ilham gharizah atau (insting).
2. Hidayah al-Hawasy, (indra).
3.Hidayah al- ‘Aql, (akal budi).
4. Hidayah al-Adyan, (agama).
5.Hidayah at-Taufik.
Hidayah al- ‘Aql ,lebih tinggi tingkatannya dari hidayah terdahulu (insting dan indra yang dianugerahkan Tuhan kepada hewan). Dan pada hidayah aql pula yang membedakan antara manusia dan binatang. Di samping itu, di atas akal budi terdapat hidayah agama dan hidayah at-taufiq.
Manusia menurut aspek Ilmu Pengetahuan:
Pada zaman modern pendefinisian manusia banyak dilakukan oleh mereka yang menekuni bidang psikologi.Para penganut teori psikoanalisis menyebut manusia sebagai homo volens (manusia berkeinginan). Menurut aliran ini manusia adalah makhluk yang memiliki perilaku hasil interaksi antara komponen biologis (id), psikologis (ego) dan sosial (superego), Di dalam diri manusia terdapat unsur animal (hewani), rasional (akali), dan moral (nilai).
Maka kesimpulannya,kemakhlukan bahwa manusia lebih mulia entah apapun agamanya dan latar belakangnya.
Yakni :
a.Telah diberinya ruh yang berasal dari Ruh Kemuliaan-Nya,bukan dari ruh Iblis atau syetan atau binatang.(Silahkan renungi kembali tulisan diatas tentang unsur ruh dalam diri manusia).
b.Telah diberinya Akal dan nafs pilihan,yang berbeda dengan hewan,yang dengan akal tersebut manusia diberi ilham untuk berpikir,berbudi daya dan ber nurani.Dengan akal pikir itu manusia mampu mempertahankan hidup dan mampu mengembangkan teknologi,mampu berkomunikasi dan berinteraksi dengan alam semesta.
2.BERDASAR NILAI-NILAI ISLAM :
*Manusia adalah salah satu makhluk ciptaan Allah,Tuhan Pencipta Alam Semesta. Walaupun telah berusaha memahami dirinya selama beribu-ribu tahun, namun gambaran yang pasti dan meyakinkan tak mampu mereka peroleh hanya dengan mengandalkan daya nalarnya yang subyektif. Oleh karena itu manusia memerlukan pengetahuan dari pihak lain yang dapat memandang dirinya secara lebih utuh.Allah Sang Pencipta Alam telah menurunkan Kitab Suci Alquran yang di antara ayat-ayat-Nya menggambarkan keadaan konkret tentang kejadian manusia.
Manusia Makluk Terbaik dan Termulia*
Allah Ta’ala menciptakan manusia itu melalui dua model proses,yakni :
a.Penciptaan langsung (penciptaan Adam) dengan prototype.
b.Penciptaan tidak langsung (proses reproduksi manusia).
-Dalam penciptaan Adam :
Allah Ta’ala langsung membentuknya dengan model / Protoype dari unsur-unsur tanah yang dibentuk dan dengan air, lalu ditiupkan ruh Allah secara langsung (ROH Al-Qudus),sehingga terciptalah Nabi Adam sebagai manusia pertama.
PROSES SEBAGAI BERIKUT :
1) Menggunakan “ Tiin”, yaitu tanah lempung:
الَّذِي أَحْسَنَ كُلَّ شَيْءٍ خَلَقَهُ وَبَدَأَ خَلْقَ الْإِنسَانِ مِن طِينٍ
(Tuhan) memulai penciptaan manusia dari tanah lempung. (QS.32.As-Sajadah:7)
Dalam ayat ini, Alquran menyebut kata badaa yang berarti memulai. Ini menunjukkan adanya awal suatu penciptaan dari tiin. Hal ini jelas bermakna tahap yang lain akan segera mengikuti.
2)Menggunakan “ Turaab”, yaitu tanah gemuk sebagaimana disebut dalam ayat:
قَالَ لَهُ صَاحِبُهُ وَهُوَ يُحَاوِرُهُ أَكَفَرْتَ بِالَّذِي خَلَقَكَ مِن تُرَابٍ
ثُمَّ مِن نُّطْفَة ثُمَّ سَوَّاكَ رَجُلاً
“Kawanmu (yang mukmin) berkata kepadanya, sedang dia bercakap-cakap dengannya: “Apakah kamu kafir kepada Tuhan Yang Menciptakan kamu dari tanah (turaab), kemudian dari setetes air mani lalu Dia menjadikan kamu seorang laki-laki yang sempurna?” (QS.18.Al-Kahfi:37)
3) .Menggunakan “Tiinul laazib”, yaitu tanah lempung yang pekat (tanah liat):
فَاسْتَفْتِهِمْ أَهُمْ أَشَدُّ خَلْقاً أَم مَّنْ خَلَقْنَا إِنَّا خَلَقْنَاهُم مِّن طِينٍ لَّازِبٍ
“Maka tanyakanlah kepada mereka (musyrik Mekah): “Apakah mereka yang lebih kukuh kejadiannya ataukah apa yang telah Kami ciptakan itu?” Sesungguhnya Kami menciptakan mereka dari tanah liat (tiinul laazib). (QS.37.As-Saffaat: 11)
4).Diprototype kan dengan” Salsalun”, yaitu lempung yang dikatakan” Kalfakhkhar”, (seperti tembikar). Citra ayat ini menunjukkan bahwa manusia “dimodelkan”.
5) .Dan dengan, “ Salsalun min hamain masnuun”, (lempung dari Lumpur yang dicetak/diberi bentuk):
وَلَقَدْ خَلَقْنَا الإِنسَانَ مِن صَلْصَالٍ مِّنْ حَمَإٍ مَّسْنُونٍ
“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering (yang berasal) dari Lumpur hitam yang diberi bentuk”. (Q.S. Al-Hijr, 15: 26)
6)Disarikan dengan,” Sulaalatin min tiin”, yaitu dari sari pati tanah.( Sulaalat berarti sesuatu yang disarikan dari sesuatu yang lain):
وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنسَانَ مِن سُلَالَةٍ مِّن طِينٍ
ثُمَّ جَعَلْنَاهُ نُطْفَةً فِي قَرَارٍ مَّكِينٍ
ثُمَّ خَلَقْنَا النُّطْفَةَ عَلَقَةً فَخَلَقْنَا الْعَلَقَةَ مُضْغَةً فَخَلَقْنَا الْمُضْغَةَ عِظَاماً فَكَسَوْنَا الْعِظَامَ لَحْماً ثُمَّ أَنشَأْنَاهُ خَلْقاً آخَرَ فَتَبَارَكَ اللَّهُ
أَحْسَنُ الْخَالِقِينَ
“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah (sulaalatin min tiin). Kemudian Kami jadikan saripati air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang berbentuk lain. Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta yang paling baik”. (QS.23. Al-Mukminun: 12-14)
7)Dicampur dengan Air sebagai unsur penting asal usul seluruh kehidupan:
وَهُوَ الَّذِي خَلَقَ مِنَ الْمَاء بَشَراً فَجَعَلَهُ نَسَباً وَصِهْراً وَكَانَ رَبُّكَ قَدِيراً
Dan Dia (Allah) pula yang menciptakan manusia dari air, lalu Dia (Allah) jadikan manusia itu punya keturunan dan musaharah adalah Tuhanmu Mahakuasa. (QS.25.Al-Furqaan: 54)
8). Peniupan Ruh Al-Qudus,Al-Hayat-Nya:
فَإِذَا سَوَّيْتُهُ وَنَفَخْتُ فِيهِ مِن رُّوحِي فَقَعُواْ لَهُ سَاجِدِينَ
Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniupkan kedalamnya ruh (ciptaan) Ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud. (Q.S. Al-Hijr, 15: 29)
ثُمَّ سَوَّاهُ وَنَفَخَ فِيهِ مِن رُّوحِهِ وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَالْأَفْئِدَةَ قَلِيلاً مَّا تَشْكُرُونَ
“Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalam (tubuh)nya ruh (ciptaan) Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, tetapi kamu sedikit sekali bersyukur”.(Q.S. As-Sajdah, 32: 9)
Demikian model penciptaan langsung nabi Adam yang difirmankan Allah dalam Alquran. Manusia menurut Islam berbeda sama sekali dengan makhluk-makhluk lain, manusia adalah makhluk yang paling terbaik dan sempurna dihadapan Allah. Manusia di samping mempunyai jasad, nyawa, nafsu naluri, dan insting, manusia dilengkapi dengan Ruh Al-Qudus,Al-Hayat-Nya.
Karena kelebihannya itulah manusia memperoleh predikat sebagai makhluk terbaik dan termulia, baik bentuk kejadiannya maupun kedudukannya di alam semesta ini.
لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ
“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya”. (Q.S. At-Tin, 95: 4)
وَلَقَدْ كَرَّمْنَا بَنِي آدَمَ وَحَمَلْنَاهُمْ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ وَرَزَقْنَاهُم مِّنَ الطَّيِّبَاتِ وَفَضَّلْنَاهُمْ عَلَى كَثِيرٍ مِّمَّنْ خَلَقْنَا تَفْضِيلاً
“Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka ke daratan dan lautan, Kami beri mereka rizki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan”. (Q.S. Al-Isra, 17: 70)
-Penciptaan melalui proses reproduksi manusia :
PROSES SEBAGAI BERIKUT :
*Kandungan ayat-ayat Al-Quran telah membuka mata pakar dunia di bidang ilmu kedokteran dan embriologi. Mereka terpana akan kesuaian ilmu ilmiah modern yang telah dihasilkan dengan riset-riset mahal dengan wahyu Al-quran yang notabene telah ada sejak 1400 tahunan yang lalu. Hal ini telah membuktikan kebenaran wahyu Alquran dan agama Islam sebagai pedoman hidup manusia.
يَا أَيُّهَا الْإِنسَانُ مَا غَرَّكَ بِرَبِّكَ الْكَرِيمِ الَّذِي خَلَقَكَ فَسَوَّاكَ فَعَدَلَكَ فِي أَيِّ صُورَةٍ مَّا شَاء رَكَّبَكَ
“Hai manusia apakah yang telah memperdaya kamu (berbuat durhaka) terhadap Tuhanmu Yang Maha Pemurah, yang telah menciptakan kamu lalu menyempurnakan kejadianmu dan menjadikan (susunan tubuhmu) seimbang, dalam bentuk apa saja yang Dia kehendaki, Dia menyusun tubuhmu.” (Q.S. Al- Infithar, 82: 6-8)
Proses terjadinya manusia merupakan fenomena yang baru saja diketahui setelah diketemukannya alat-alat modern yang serba canggih diperbagai segi. Para pakar sains di bidang kedokteran terkejut tatkala mereka menemukan teori-teori proses terjadinya manusia di dalam Al-quran yang sangat sesuai dengan hasil yang mereka peroleh setelah melakukan penyelidikan berabad-abad lamanya hingga saat ini.
Ilmu tentang proses kejadian manusia dalam Al-Qur’an yang sangat ilmiah:
Proses Kejadian dalam Kandungan (belum ada)
كَيْفَ تَكْفُرُونَ بِاللَّهِ وَكُنتُمْ أَمْوَاتاً فَأَحْيَاكُمْ ثُمَّ يُمِيتُكُمْ ثُمَّ يُحْيِيكُمْ
ثُمَّ إِلَيْهِ تُرْجَعُونَ
“Mengapa kamu kafir terhadap Allah, padahal kamu tadinya mati, lalu Allah menghidupkan kamu.”(QS.2. Al-Baqarah: 28)
Al-Qur’an bilang bahwa kita tadinya “mati” alias belum ada.Lho,di manakah kita?Maka ilmu modern telah memberi definisi, bahwa pada waktu itu kita masih berupa unsur-unsur zat-zat anorganis dalam tanah,sedangkan unsur kehidupan (roh-red) berada dalam sumber kekuatan semesta (Allah-red.).
Berikut penjelasan ilmiahnya :
(Unsur-unsur zat asli yang terdapat di dalam tanah akan diserap, baik itu oleh hewan maupun tumbuhan, dan tak terkecuali akan sampai juga kepada manusia, termasuk ayah dan ibu kita. Dalam tubuh ayah, zat-zat tersebut akan terbentuk menjadi sperma, sedang pada ibu akan terwujud ovum (sel telur). Dari kedua benda (sperma dan ovum) inilah nanti akan terwujud sosok manusia yang menakjubkan di dalam rahim ibu).
خُلِقَ مِن مَّاء دَافِق
يَخْرُجُ مِن بَيْنِ الصُّلْبِ وَالتَّرَائِبِ
“Maka hendaklah manusia memperhatikan dan apa ia diciptakan. Dia diciptakan dari air yang terpancar, yang keluar dari antara bagian seksuil daripada lelaki dan perempuan.”(Q.S. Ath Thariq, 86: 6-7)
أَلَمْ يَكُ نُطْفَةً مِّن مَّنِيٍّ يُمْنَى
“Bukankah ia dahulu berupa setetes mani yang ditumpahkan.”(Q.S. Al Qiyamah, 75: 37)
Mani atau sperma yang terbentuk di dalam tubuh setelah terjadinya persenyawaan antara zat-zat yang terbawa dari makanan dengan unsur-unsur lain di dalam tubuh inilah yang merupakan salah satu bahan terpenting bagi terwujudnya sosok manusia.
Sebelum lebih jauh tentang reproduksi manusia di dalam Alquran,maka perlu mengetahui dulu bagaimana proses reproduksi manusia menurut ilmu embriologi modern yang telah diperoleh .
Para ahli Embriologi begitu takjub dengan susunan ayat Al-Qur’an yang begitu sistematik mengenai soal-soal reproduksi manusia,yang dapat dikelompokkan sebagai berikut:
a. Setetes cairan yang menyebabkan pembuahan (facondation).
b. Watak dari zat cair yang membuahi.
c. Menetapnya telur yang sudah dibuahi dalam rahim.
d. Perkembangan embrio di dalam rahim.
Setetes cairan yang menyebabkan pembuahan.
Alquran mengetengahkan soal ini sebelas kali dalam berbagai surah,silahkan perhatikan ayat-ayat ini;
خَلَقَ الإِنسَانَ مِن نُّطْفَةٍ فَإِذَا هُوَ خَصِيمٌ مُّبِينٌ
“Dia telah menciptakan manusia dari nutfah, tiba-tiba ia menjadi pembantah yang nyata.”(Q.S. An Nahl, 16: 4)
Kata nutfah dalam ayat ini berasal dari akar kata yang artinya “mengalir”. Kata ini dipakai untuk menunjukkan air yang ingin tetap dalam wadahnya, sehingga sesudah wadah itu dikosongkan. Jadi kata tersebut menunjukkan setetes kecil yang dalam hal ini berarti setetes air sperma (mani), karena dalam ayat lain diterangkan bahwa setetes itu adalah setetes sperma.
أَلَمْ يَكُ نُطْفَةً مِّن مَّنِيٍّ يُمْنَى
“Bukankah ia dahulu dari setetes mani (sperma) yang ditumpahkan.”(Q.S. Al Qiyamah, 75:37)
Dalam ayat lain setetes itu ditempatkan dalam tempat yang tetap atau kokoh yang dinamai rahim.
ثُمَّ جَعَلْنَاهُ نُطْفَةً فِي قَرَارٍ مَّكِينٍ
“Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (sperma) (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim).” (Q.S. Al Mu’minun, 23:13)
Inilah ayat-ayat Quran yang menunjukkan ide tentang setitik cairan yang diperlukan untuk pembuahan, hal ini sesuai tepat dengan sains modern yang telah diketahui sekarang.
Watak dari zat cair yang membuahi,
Alquran menunjukkan cairan yang memungkinkan terjadinya pembuahan dengan watak-watak atau sifat yang perlu dicermati,
– Sperma (seperti yang baru dibicarakan)
– Cairan yang terpancar (Q.S. Ath Thariq, 86:6)
– Cairan yang hina (Q.S. Al Mursalaat, 77: 20)
– Cairan yang bercampur/amsyaj (Q.S. Al Insan, 76:2)
Watak cairan yang terakhir perlu digaris bawahi, karena mengandung suatu hal yang menakjubkan yang perlu kita ketahui dan mengerti.
إِنَّا خَلَقْنَا الْإِنسَانَ مِن نُّطْفَةٍ أَمْشَاجٍ نَّبْتَلِيهِ فَجَعَلْنَاهُ سَمِيعاً بَصِيراً
“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes nutfah yang bercampur.., (QS Al Insan, 76:2)
Banyak ahli tafsir seperti Hamidullah dan juga ahli-ahli tafsir kuno yang mereka itu belum memiliki ide sedikit pun tentang fisiologi pembuahan, mereka mengira bahwa kata “campuran” itu hanya menunjukkan bertemunya unsur lelaki dan wanita.
Tetapi ahli tafsir modern seperti penulis Muntakhab yang diterbitkan Majelis Tinggi soal-soal Islam di Kairo mengoreksi cara para ahli tafsir kuno dan menerangkan bahwa setetes sperma itu banyak mengandung unsur-unsur. Suatu keterangan yang sangat tepat, walaupun mereka tidak memberikan perinciannya. Apakah unsur-unsur sperma yang bermacam-macam itu? Cairan sperma mengandung unsur-unsur yang bermacam-macam yang berasal dari kelenjar-kelenjar sbb;
– Tetis, buah pelir yang mengeluarkan spermatozoa yaitu sel panjang berekor dan berenang dalam cairan serolife.
– Kantong-kantong benih (besicules seminutes). Organ ini merupakan tempat menyimpan spermatozoa, juga mengeluarkan cairan, tapi tak bersifat membuahi.
– Prostat, mengeluarkan cairan yang memberikan sifat krem serta bau khusus kepada sperma.
– Kelenjar Cooper/mery, mengeluarkan cairan yang lekat.
– Kelenjar letre, yang mengeluarkan semacam lendir.
Inilah unsur-unsur campuran yang dimaksud dalam Alquran.
Betapa menakjubkan, Alquran memberikan hal-hal yang harus diketahui dengan alat-alat modern pada saat ini, yang tidak mungkin diketahui orang-orang pada waktu Alquran diturunkan 15 abad silam. Ini membuktikan bahwa Tuhan yang menguasai jagat inilah yang menurunkan kitabNya kepada manusia sebagai petunjuk dan bukti akan kebenaran yang Mutlak.
Satu lagi para sarjana yang mencoba mempelajari Alquran dibuat kagum dan dengan tulus mereka menyatakan beriman Islam, yaitu bunyi suatu ayat dalam QS.32. As-Sajadah: 8;
ثُمَّ جَعَلَ نَسْلَهُ مِن سُلَالَةٍ مِّن مَّاء مَّهِينٍ
“Kemudian Dia menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina.”
Yang dimaksud saripati di ayat ini adalah suatu bahan yang dikeluarkan atau keluar dari bahan yang lain dan merupakan bagian yang terbaik (terpilih) daripada bahan itu (sperma). lebih jelasnya adalah; yang menyebabkan terjadinya pembuahan (sehingga tercipta manusia) pada sel telur (ovum) pada pihak wanita, adalah satu bagian yang berupa sebuah sel panjang yang besarnya kurang lebih 1/10.000 mm. Satu dari beberapa juta sel yang serupa di dalam setetes sperma yang dihasilkan seorang lelaki.
Sejumlah yang sangat besar tetap di jalan dan tidak sampai ke trayek yang menuntun dari kelamin wanita sampai ke sel telur di dalam rongga rahim (uterus dan trompe).
Bagaimana kita tidak terpukau oleh persesuaian antara teks Alquran dengan ilmu pengetahuan ilmiah yang kita miliki sekarang ini (abad modern)!
Menetapnya telur yang sudah dibuahi dalam rahim
Telur yang telah dibuahi dalam “trompe” turun bersarang di dalam rongga rahim (cavum uteri). Inilah yang dinamakan “bersarangnya telur”. Quran menamakan uterus tempat telur dibuahkan itu rahim (kata jamaknya arham).
وَنُقِرُّ فِي الْأَرْحَامِ مَا نَشَاء إِلَى أَجَلٍ مُّسَمًّى
“Dan kami tetapkan dalam rahim apa yang kami hendaki sampai waktu yang sudah ditentukan.”(Q.S. Al Hajj, 22: 5)
Menetapnya telur dalam rahim terjadi karena tumbuhnya jonjot (villi), yakni perpanjangan telur yang akan mengisap dari dinding rahim zat yang perlu bagi membesamya telur, seperti akar tumbuh-tumbuhan yang masuk dalam tanah. Pertumbuhan semacam ini mengokohkan telur di dalam rahim. Pengetahuan hal ini baru diperoleh manusia pada jaman modem saat ini.
Pelekatan ini disebutkan dalam Alquran 5 kali, salah satunya ada dalam :
خَلَقَ الْإِنسَانَ مِنْ عَلَقٍ
“Yang menciptakan manusia dari sesuatu yang melekat.” Q.S. Al Alaq, 96: 2
“Sesuatu yang melekat” adalah terjemahan kata bahasa arab ‘alaq. Ini adalah arti yang pokok. Arti lainnya adalah gumpalan darah yang sering disebutkan dalam terjemahan Alquran. Ini adalah suatu kekeliruan yang harus kita koreksi. Manusia tidak pernah melewati tahap gumpalan darah. Ada lagi terjemahan ‘alaq yaitu lekatan (adherence) yang juga merupakan kata yang tidak tepat. Arti pokok yaitu “suatu yang melekat” sesuai sekali dengan temuan sains modern. Secara lebih jelasnya adalah sebagai berikut;
Setelah pembuahan antara sperma dengan ovum, kedua sel tersebut akan membelah dari 1,2,4,8,16 dan seterusnya secara cepat sekali. Enam atau tujuh hari setelah pembuahan sel yang banyak menyerupai gelembung kecambah ini menetap dan bersarang pada dinding dalam uterus, yang rupanya seperti bunga karang atau selapis karet busa. Kejadian yang sangat penting ini disebut “nidasi” atau implantasi, maksudnya penyarangan atau penanaman. Selama proses nidasi ini, beberapa pembuluh yang sangat halus dalam jaringan sel sang ibu dibuka. Sisa jaringan yang rusak dan tetes darah kecil yang keluar merupakan makanan untuk sel-sel yang sedang berkembang. Sel-sel ini mengisap makanan dengan cara sama seperti tumbuh-tumbuhan mengisap makanan dari tanah lembab.
Memang, “alaq atau sesuatu yang melekat ini akan dengan segera mengeluarkan semacam jaringan akar-akar yang halus sekali, yang disebut “villi”. Guna akar-akar ini selain untuk menerima zat makanan, juga supaya ‘alaq ini dapat mengikatkan diri dengan kokoh di dalam rahim. Di dalam dinding-dinding inilah ‘alaq akan berkembang mengalami metamorfbrse yang amat dasyat. Tak lama lagi ‘alaq ini makin lama makin berkembang dan besar. Dan berubah setiap jam menjadi apa yang jelas-jelas sebagai makhluk manusia yang mempunyai kepala, tubuh, tangan, kaki, jari-jari, mata, telingan dan hidung.
Ide tentang sesuatu yang melekat (‘alaq), disebutkan di beberapa ayat yang lainnya. Misalnya sebagai berikut;
ثُمَّ خَلَقْنَا النُّطْفَةَ عَلَقَةً
“Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah (sesuatu yang melekat).”(Q.S. Al Mu’minun 23:14)
هُوَ الَّذِي خَلَقَكُم مِّن تُرَابٍ ثُمَّ مِن نُّطْفَةٍ ثُمَّ مِنْ عَلَقَةٍ
“Dialah yang menciptakan kamu dari tanah, kemudian dari setetes air mani, sesudah itu dari ‘sesuatu yang melekat’. “(Q.S. Al Mu’min 40:67)
أَلَمْ يَكُ نُطْفَةً مِّن مَّنِيٍّ يُمْنَى
ثُمَّ كَانَ عَلَقَةً فَخَلَقَ فَسَوَّى
“Bukankah ia dahulu setetes mani yang ditumpahkan (ke dalam rahim). Kemudian mani itu menjadi ‘sesuatu yang melekat, lalu Allah menciptakannya dan menyempumakannya.”(Q.S. al Qiyaamah 75: 37-38)
Persesuaian ini sungguh mempertebal iman Islam,kepada Allah dan kitab-Nya yang diturunkan kepada Muhammad SAW.
Perkembangan embrio dalam rahim.
Semua hal yang telah disebutkan oleh Alquran di atas telah diketahui oleh manusia saat ini, dan tidak mengandung sedikitpun hal-hal yang dapat dikritik oleh sains. Sekarang kita mulai membicarakan mengenai tahap-tahap perkembangan embrio di dalam rahim.
Setelah kata “sesuatu yang melekat” (‘alaq) yang telah kita lihat kebenarannya, Alquran menyatakan bahwa embrio melalui tahap; secuil daging (seperti daging yang dikunyah), kemudian nampaklah tulang yang diselubungi oleh daging (diterangkan dengan kata lain berarti daging segar).
ثُمَّ خَلَقْنَا النُّطْفَةَ عَلَقَةً فَخَلَقْنَا الْعَلَقَةَ مُضْغَةً فَخَلَقْنَا الْمُضْغَةَ عِظَاماً فَكَسَوْنَا الْعِظَامَ لَحْماً ثُمَّ أَنشَأْنَاهُ خَلْقاً آخَرَ فَتَبَارَكَ اللَّهُ
أَحْسَنُ الْخَالِقِينَ
“Kemudian air mani itu Kami jadikan sesuatu yang melekat, lalu Kami jadikan sesuatu yang melekat itu secuil daging dan secuil daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging, kemudian Kami jadikan dia makhluk yang berbentuk lain. Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta yang paling baik.”(Q.S. Al Mu’minun 23:14)
Daging (seperti yang dikunyah) adalah terjemahan kata bahasa arab “mudlghah“, daging (seperti daging segar) adalah terjemahan kata “lahm“. Perbedaannya perlu digarisbawahi, embrio pada permulaannya merupakan benda yang nampak kepada mata biasa, dalam tahap tertentu daripada perkembangan sebagai daging yang dikunyah. Sistem tulang berkembang pada benda tersebut di dalamnya, yang dinamakan “mesenbyme“. Tulang yang sudah terbentuk dibungkus dengan otot-otot, inilah yang dimaksud kata “lahm“
Dalam perkembangan embrio, ada beberapa bagian yang muncul yang tidak seimbang proporsinya dengan yang akan menjadi manusia nanti, sedang bagian-bagian lain tetap seimbang. Bukankah arti bahasa arab “mukhallaq” adalah dibentuk dengan proporsi seimbang?, yang dipakai dalam ayat 5 surat Al Maaidah disebutkan untuk menunjukkan fenomena ini?
Alquran juga menyebutkan munculnya panca indera dan hati (perasaan, afidah)
ثُمَّ سَوَّاهُ وَنَفَخَ فِيهِ مِن رُّوحِهِ وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ
وَالْأَفْئِدَةَ قَلِيلاً مَّا تَشْكُرُونَ
“Kemudian Dia menyempurnakannya dan meniupkan ke dalam tubuhnya roh-Nya, dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, pengelihatan dan hati.” (Q.S. As-Sajadah 32: 9)
Terbentuknya seks juga disebutkan dalam Quran surah Faathir ayat 11 dan surah Al Qiyamah 39 juga surah An Najm 45-46 sebagai berikut;
وَأَنَّهُ خَلَقَ الزَّوْجَيْنِ الذَّكَرَ وَالْأُنثَى
مِن نُّطْفَةٍ إِذَا تُمْنَى
“Dan bahwasanya Dialah yang menciptakan berpasang-pasangan laki-laki dan perempuan, dari mani yang dipancarkan.”(Q.S. An Najm 53: 45-46)
Maka kesimpulannya :
-Bahwa manusia dapat digolongkan sebagai makhluk mulia,jika manusia tersebut mengenali asal usul dirinya darimana berasal dan menyadari hakekat untuk apa manusia itu dilahirkan/diciptakan.
a.Menyadari bahwa manusia diciptakan hanya untuk mengabdi,menyembah kepada Tuhannya
b.Maka pertamakali haruslah beriman
c.Kemudian ber-Islam,dengan mengaplikasikan nilai-nilai Islam,manusia akan diberi petunjuk jalan pintas untuk menemukan dan mencapai derajat kesempurnaa/kemuliaan dirnya.
d.Mengaplikasikan nilai-nilai Muhammad sebagai utusan Tuhan yang terakhir yang laku perbuatannya merupakan cermin yang baik untuk pedoman hidup dan mengabdi padaTuhan.Nilai-nilai Muhammad SAW adalah rahmatan lil ‘alamin,yakni berbuat manfaat pada diri dan umat serta sekelilingnya.
e.Ketika manusia itu telah mampu memahami hakekat keberadaan dirinya kemudian menenggelami seluruh aspek keber-imanannya,keber-Islamannya dan berlaku perbuatan mensuri tauladani nilai-nilai Muhammad dalam setiap nafas kehidupannya di dunia,maka manusia tersebut akan mencapai posisi derajat / maqam yang tinggi hingga mencapai derajat AL-MUQARRABIN (Yang didekatkan pada Allah Ta’ala),yang posisi ini dapat melebihi derajat Malaikat.
JIKA KITA TELAH MEMAHAMI HAKEKAT BAHWA MANUSIA ITU MAKHLUK YANG PALING MULIA,MAKA KITA AKAN MEMAHAMI PULA MENGAPA TUHAN MENYEBUT MANUSIA ITU DENGAN BERBAGAI ISTILAH,SBB :
ANALOGY SEBUTAN-SEBUTAN LAIN SPECIES MANUSIA :
1. Al-INSAN : Di tinjau dari habitat/group
-Disebut INSAN (QS.76.Al-Insan:1-2)
-Sebagai aspek dari sisi kecerdasan yakni makhluk terbaik selain hewan,Jin,Malaikat,yang diberi akal sehingga mampu menyerap pengetahuan :
“Dia menciptakan manusia…..Mengajarnya pandai berbicara”. (QS.55.Ar-Rahmaan: 3-4).
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan”, (QS.96.Al ‘Alaq:1-4)
-Ditinjau dari Existensi (QS.114.An-Nas:1-6)
2.Al-BASYAR : Ditinjau dari Individu
-Disebut BASYAR (QS.15.Al-Hijr:28, Al-Isra':93, Maria:26)
-Sebagai aspek biologis manusia yang mencerminkan sifat-sifat fisik-kimia dan biologisnya (QS.23.Al-Mukminun: 33).
3. BANI ADAM :
Ditinjau dari aspek historis manusia yang menunjukkan darimana asal usulnya :
-Disebut BANI ADAM (QS.17.Al-Isra': 70) , (QS.7.Al-A’raaf:31).
-Nenek Moyang Manusia,bukan dari kera (QS.7. Al- A’raaf:172) , (QS.39.Az-Zumar:06)
4.AN-NAAS :
– Ditinjau dari aspek sosiologisnya yang menunjukkan sifat manusia yang suka berkelompok sesama komunitasnya (QS.2.Al-Baqarah: 21).
5.AL-ABDUN :
-Sebagai aspek dari kedudukannya yang menunjukkan bahwa manusia sebagai hamba Tuhan yang harus tunduk dan patuh kepadanya-Nya (QS.34.Saba’:9).
KEFITRAHAN MANUSIA
Potensi Hanif , Akal, Qalb dan Nafsy
*Kata fithrah (fitrah) merupakan derivasi dari kata fatara, artinya ciptaan, suci, dan seimbang. Louis Ma’ruf dalam kamus Al-Munjid (1980:120) menyebutkan bahwa fitrah adalah sifat yang ada pada setiap yang ada pada awal penciptaannya, sifat alami manusia,pada agama,pada sunnah-Nya.
Menurut imam Al-Maraghi (1974: 200) fitrah adalah kondisi di mana Allah menciptakan manusia yang menghadapkan dirinya kepada kebenaran dan kesiapan untuk menggunakan pikirannya.
Dengan demikian arti fitrah dari segi bahasa dapat diartikan sebagai kondisi awal suatu ciptaan atau kondisi awal manusia yang memiliki potensi untuk mengetahui dan cenderung kepada kebenaran (hanif). Fitrah dalam arti hanif ini sejalan dengan isyarat Alquran:
فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفاً فِطْرَةَ اللَّهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا لَا تَبْدِيلَ لِخَلْقِ اللَّهِ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ
“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah (itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (Q.S. Ar-Ruum, 30: 30)
Fitrah dalam arti penciptaan tidak hanya dikaitkan dengan arti penciptaan fisik, melainkan juga dalam arti rohaniah, yaitu sifat-sifat dasar manusia yang baik. Karena itu fitrah disebutkan dalam konotasi nilai. Lahirnya fitrah sebagai nilai dasar kebaikan manusia itu dapat dirujukkan kepada ayat:
وَإِذْ أَخَذَ رَبُّكَ مِن بَنِي آدَمَ مِن ظُهُورِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَأَشْهَدَهُمْ عَلَى أَنفُسِهِمْ أَلَسْتَ بِرَبِّكُمْ قَالُواْ بَلَى شَهِدْنَا أَن تَقُولُواْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّا كُنَّا عَنْ هَذَا غَافِلِينَ
“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): Bukankah Aku ini Tuhanmu? Mereka menjawab: Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi. (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan).” (Q.S. Al-A’raaf, 7: 172)
Ayat di atas merupakan penjelasan dari fitrah yang berarti hanif (kecenderungan kepada kebaikan) yang dimiliki manusia karena terjadinya proses persaksian sebelum digelar ke muka bumi. Persaksian ini merupakan proses fitrah manusia yang selalu memiliki kebutuhan terhadap agama (institusi yang menjelaskan tentang Tuhan), karena itu dalam pandangan ini manusia dianggap sebagai makhluk religius. Ayat di atas juga menjadi dasar bahwa manusia memiliki potensi baik sejak awal kelahirannya. la bukan makhluk amoral, tetapi memiliki potensi moral. Juga bukan makhluk yang kosong seperti kertas putih sebagaimana yang dianut para pengikut teori tabula rasa.
Fitrah dalam arti potensi, yaitu kelengkapan yang diberikan pada saat dilahirkan ke dunia. Potensi yang dimiliki manusia tersebut dapat dikelompokkan kepada dua hal, yaitu potensi fisik dan potensi rohaniah.
Potensi fisik manusia telah dijelaskan pada bagian yang lalu, sedangkan potensi rohaniah adalah akal, qalb dan nafsu. Akal dalam pengertian bahasa Indonesia berarti pikiran, atau rasio. Harun Nasution (1986) menyebut akal dalam arti asalnya (bahasa Arab), yaitu menahan, dan orang ‘aqil di zaman jahiliah yang dikenal dengan darah panasnya adalah orang yang dapat menahan amarahnya dan oleh karenanya dapat mengambil sikap dan tindakan yang berisi kebijaksanaan dalam mengatasi masalah yang dihadapinya. Senada dengan itu akal dalam Alquran diartikan dengan kebijaksanaan (wisdom), intelegensia (intelligent) dan pengertian (understanding). Dengan demikian di dalam Alquran akal diletakkan bukan hanya pada ranah rasio tetapi juga rasa, bahkan lebih jauh dari itu jika akal diartikan dengan hilunah atau bijaksana.
Al-qalb berasal dari kata qalaba yang berarti berubah, berpindah atau berbalik dan menurut Ibn Sayyidah (Ibn Manzur: 179) berarti hati. Musa Asyari (1992) menyebutkan arti al-qalb dengan dua pengertian, yang pertama pengertian kasar atau fisik, yaitu segumpal daging yang berbentuk bulat panjang, terletak di dada sebelah kiri, yang sering disebut jantung. Sedangkan arti yang kedua adalah pengertian yang halus yang bersifat ketuhanan dan rohaniah yaitu hakikat manusia yang dapat menangkap segala pengertian, berpengetahuan dan arif.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa akal digunakan manusia dalam rangka memikirkan alam sedangkan mengingat Tuhan adalah kegiatan yang berpusat pada qalbu. Keduanya merupakan kesatuan daya rohani untuk dapat memahami kebenaran sehingga manusia dapat memasuki suatu kesadaran tertinggi yang bersatu dengan kebenaran Ilahi.
Adapun nafsu (bahasa Arab: al-hawa, dalam bahasa Indonesia sering disehat hawa nafsu) adalah suatu kekuatan yang mendorong manusia untuk mencapai keinginannya. Dorongan-dorongan ini sering disebut dengan dorongan primitif, karena sifatnya yang bebas tanpa mengenal baik dan buruk. Oleh karena itu nafsu sering disebut sebagai dorongan kehendak bebas. Dengan nafsu manusia dapat bergerak dinamis dari suatu keadaan ke keadaan yang lain. Kecenderungan nafsu yang bebas tersebut jika tidak terkendali dapat menyebabkan manusia memasuki kondisi yang membahayakan dirinya. Untuk mengendalikan nafsu manusia menggunakan akalnya sehingga dorongan-dorongan tersebut dapat menjadi kekuatan positif yang menggerakkan manusia ke arah tujuan yang jelas dan baik. Agar manusia dapat bergerak ke arah yang jelas, maka agama berperan untuk menunjukkan jalan yang akan harus ditempuhnya. Nafsu yang terkendali oleh akal dan berada padajalur yang ditunjukkan agama inilah yang disebut an-nafs al-mutmainnah yang diungkapkan Alquran :
يَا أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ
ارْجِعِي إِلَى رَبِّكِ رَاضِيَةً مَّرْضِيَّةً
فَادْخُلِي فِي عِبَادِي
وَادْخُلِي جَنَّتِي
“Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jamaah hamba-hambaKu dan masuklah ke dalam surgaKu.” (Q.S. Al-Fajr, 89:27-30)
Dengan demikian manusia ideal adalah manusia yang mampu menjaga fitrah (hanif)-nya dan mampu mengelola dan memadukan potensi akal, qalbu, dan nafsunya secara harmonis.
HAK PREROGATIF MANUSIA
Mempunyai Hak Pilih dan Kebebasan
Pada setiap ciptaan-Nya, Allah telah menentukan qadamya. Qadar sendiri berarti “memberikan ukuran/keterhinggaan/ketetapan). Arti ini dapat diketahui dari ayat-ayat berikut ini:
الَّذِي لَهُ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَلَمْ يَتَّخِذْ وَلَداً وَلَمْ يَكُن لَّهُ شَرِيكٌ فِي الْمُلْكِ وَخَلَقَ كُلَّ شَيْءٍ فَقَدَّرَهُ تَقْدِيراً
“…yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak mempunyai anak, dan tidak ada sekutu bagiNya dalam kekuasaan(Nya), dan dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya.” (Q.S. al-Furqan, 25: 2)
وَالشَّمْسُ تَجْرِي لِمُسْتَقَرٍّ لَّهَا ذَلِكَ تَقْدِيرُ الْعَزِيزِ الْعَلِيمِ
“Dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.” (Q.S. Yasin, 36: 38)
وَالَّذِي نَزَّلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً بِقَدَرٍ فَأَنشَرْنَا بِهِ بَلْدَةً مَّيْتاً كَذَلِكَ تُخْرَجُونَ
“Dan yang menurunkan air dari langit menurut kadar (yang diperlukan) lalu Kami hidupkan dengan air itu negeri yang mati,…” [Q.S. az-Zukhruf, 43: 11)
إِنَّا كُلَّ شَيْءٍ خَلَقْنَاهُ بِقَدَرٍ
“Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran.” (Q.S. al-Qamar, 54: 49)
قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْراً
“… Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.” (Q.S. ath-Thalaq, 65: 3)
وَمَا تُقَدِّمُوا لِأَنفُسِكُم مِّنْ خَيْرٍ تَجِدُوهُ عِندَ اللَّهِ هُوَ خَيْراً وَأَعْظَمَ أَجْرا…
“… Dan kebaikan apa saja yang kamu perbuat untuk dirimu niscaya kamu, memperoleh (balasannya) di sisi Allah sebagai balasan yang paling baik dan yang paling besar pahalanya,…”[Q.S. al-Muzamil 73: 20].
وَإِن مِّن شَيْءٍ إِلاَّ عِندَنَا خَزَائِنُهُ وَمَا نُنَزِّلُهُ إِلاَّ بِقَدَرٍ مَّعْلُومٍ
“Dan tidak ada sesuatu pun melainkan pada sisi Kami-lah khazanahnya, dan Kami tidak menurunkannya melainkan dengan ukuran yang tertentu.” (Q.S. al-Hijr 15: 21)
Ide yang terkandung dalam doktrin qadar ini adalah bahwa Allah saja yang tak terhingga secara mutlak, sedang segala sesuatu selain Allah sebagai ciptaanNya memiliki “ukuran/keterhinggaan” atau memilih kapasitas yang terbatas. Menurut al-Qur’an, setiap Allah menciptakan sesuatu hal (khalq), Allah memberikan sifat-sitat, potensi-potensi dan hukum-hukum tingkah laku (amr, “perintah” atau hidayah “petunjuk”) tertentu kepadanya, sehingga ia menuruti sebuah pola tertentu dan menjadi sebuah laktor didalam “kosmos”.
Oleh karena itu segala sesuatu di dalam alam semesta ini bertingkah laku sesuai dengan hukum-hukum yang telah ditentukan padanya secara otomatis mentaati “perintah” Allah-maka keseluruhan alam semesta ini adalah muslim atau tunduk kepada kehendak Allah.
Manusia adalah satu-satunya kekecualian didalam hukum universal ini karena diantara scmuanya, manusialah satu-satunya ciptaan Allah yang diberi kebebasan untuk mentaati atau mengingkari perintah Allah.
Sebagaimana ciptaan yang lain, pada manusia juga telah ditetapkan sifat-sifat, potensi-potensi dan hukum-hukum tingkah laku, yaitu bahwa manusia diciptakan telah dilengkapi dengan perbekalan-perbekalan yang berupa kodrat, pembawaan jiwa (watak) dan perlengkapan-perlengkapan lainnya. Semua ini dapat diarahkan pemakaiannya kearah yang baik maupun ke arah yang buruk. Jadi tidak semata-mata untuk kebaikan atau untuk keburukan saja. Walaupun sebagian orang lebih kuat iradah kebaikannya dan sebagian lain lebih kuat iradah kejahatannya. Semua itu hanya Allah yang tahu ukurannya secara pasti, sebagaimana firman Allah:
وَنَفْسٍ وَمَا سَوَّاهَا# فَأَلْهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقْوَاهَا# قَدْ أَفْلَحَ مَن زَكَّاهَا# وَقَدْ خَابَ مَن دَسَّاهَا#
“Dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya). Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketaqwaan. Sesungguh-nya beruntunglah orang yang mensucikanjiwa itu. Dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.” (Q.S. asy-Syams, 91: 7-10)
Ayat di atas menunjukkan bahwa Allah menjadikan manusia dengan sempurna lagi berimbangan dan mengisinya dengan kodrat-kodrat (sarana) yang dapat menerima kebaikan atau kejahatan.
Di samping itu Allah juga telah membekali manusia dengan akal yang dapat membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Dan juga Allah memberikan kepada manusia tenaga dan kemampuan untuk membenarkan yang haq dan menyalahkan yang bathil, sanggup mengerjakan yang baik dan meninggalkan yang buruk.
Tidak hanya itu saja, Allah masih mengutus para rasul untuk mewujudkan jalan-jalan kebenaran dan memberikan bimbingan. Allah juga telah merumuskan dalil-dalil (pokok-pokok pedoman) tentang kebenaran dengan diturunkan kitab suci (al-Qur’an) kepada manusia.
Dengan demikian manusia dipandang mukhtar dalam segala perbuatannya, dengan ikhtiar yang hakiki, bukan majazi, karena ia menyukai perbuatan itu dan mempunyai pengaruh dalam meninggalkan perbuatan.
Melihat kelengkapan perbekalan yang diberikan Allah kepada manusia, maka manusia harus mengerahkan kodrat dan kemampuannya untuk memilih jalan kebenaran atau jalan sesat. Sebagaimana firman Allah:
وَهَدَيْنَاهُ النَّجْدَيْنِ
“Dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan.” (Q.S. al-Balad, 90: 10)
إِنَّا هَدَيْنَاهُ السَّبِيلَ إِمَّا شَاكِراً وَإِمَّا كَفُوراً
“Sesungguhnya Kami telah menunjukinya jalan yang lurus; ada yang bersyukur dan ada pula yang kafir.” (Q.S. al-Insan, 76: 3)
Dengan demikian segala hasil dan akibat dari perbuatan manusia adalah karena ulah manusia sendiri, sebagaimana firman Allah:
كُلُّ نَفْسٍ بِمَا كَسَبَتْ رَهِينَةٌ
“Tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya.” (Q.S. al-Muddatstsir, 74: 38)
مَنْ عَمِلَ صَالِحاً فَلِنَفْسِهِ وَمَنْ أَسَاء فَعَلَيْهَا وَمَا رَبُّكَ بِظَلَّامٍ لِّلْعَبِيدِ
“Barang siapa mengerjakan amal sholeh maka (pahalanya) untuk dirinva sendiri dan barang siapa yang berbuat jahat maka (dosanya) atas dirinya sendiri dan sekali-kali tidaklah Tuhanmu menganiaya hamba-hamba(Nya).” (Q.S. Fushshilat, 41: 46)
إِنَّ اللّهَ لاَ يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُواْ مَا بِأَنْفُسِهِمْ
“Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum, sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.” (Q.S. ar-Ra’du, 13: 11)
Makna senada dapat dilihat pada beberapa ayat berikut ini:
وَقُلِ الْحَقُّ مِن رَّبِّكُمْ فَمَن شَاء فَلْيُؤْمِن وَمَن شَاء فَلْيَكْفُرْ..
“Dan katakanlah, Kebenaran itu datangnya dan Tuhanmu, maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin, (kafir) biarlah ia kafir,…” (Q.S. al-Kahfi, 18: 29)
لاَ يُكَلِّفُ اللّهُ نَفْساً إِلاَّ وُسْعَهَا لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesangggupannya. la mendapat pahala (dari kebajikan) yang ia usahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya…” (Q.S. al-Baqarah, 2: 286)
فَلَا تَعْلَمُ نَفْسٌ مَّا أُخْفِيَ لَهُم مِّن قُرَّةِ أَعْيُنٍ جَزَاء بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
“Seorangpun tidak mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka, yaitu (bermacam-macam nikmat) yang menyedapkan pandangan mata sebagai balasan terhadap apa yang mereka kerjakan.” (Q.S. as-Sajadah, 32: 17)
وَمَا أَصَابَكُم مِّن مُّصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَن كَثِيرٍ
“Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).” (Q.S. asy-Syuura, 42: 30)
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُم بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ
“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merusakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (kejalan yang benar).” (Q.S. ar-Rum, 30: 41)
وَأَن لَّيْسَ لِلْإِنسَانِ إِلَّا مَا سَعَى
“Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya.” (Q.S. an-Najm, 53: 39)
Keterangan di atas menunjukkan bahwa Allah memberikan kebebasnya kepada manusia untuk menggunakan potensi-potensi yang telah diberikan Allah kepada manusia. Dengan demikian perbuatan manusia adalah hasil dari kehendak dan kemampuan manusia sendiri, yaitu kehendak dan kemampuan yang telah diberikan Allah kepada manusia. ,
Dengan potensi dan kemampuan diatas, manusia dibebani taklif, yaitu untuk berbuat baik dan meninggalkan yang buruk; menunaikan kewajiban-kewajiban dan meninggalkan larangan-larangan.
Sebagai konsekwensinya, manusia diminta untuk memperianggungjawabkan atas segala penggunaan potensi-potensi dan kemampuan yang telah diberikan Allah padanya untuk melakukan kebaikan atau keburukan. Jika ia menggunakan potensi-potensi dan kemampuan itu untuk kebaikan, maka Allah akan membalas dengan kebaikan danjika ia menggunakannya untuk melakukan keburukan, maka Allah akan membalas dengan keburukan pula. Demikian itulah keadilan Allah kepada hamba Nya.
Akhimya dapat diketahui bahwa dengan dibekali potensi-potensi, kemampuan dan akal; diberi petunjuk tentang kebaikan dan kejahatan (dengan diutusnya rasul dan diturunkannya kitab suci); dibebani kewajiban dan dimintai tanggung-jawab, maka manusia diberi kebebasan berkehendak/ikhtiar untuk menentukan apa yang dikerjakan sebatas kemampuan yang telah diberikan oleh Allah. Dengan demi-ldan manusia bukanlah makhluk yang terpaksa.
Namun demikian kehendak dan kemampuan manusia bukanlah kehendak dan kemampuan yang bebas tanpa batas. Melainkan semua itu dibatasi oleh sunnatullah, yaitu ketetapan Allah yang telah diberikan Allah kepada makhluk Nya.
Peran Ganda Manusia:
Sebagai Hamba dan Khalifah
Allah menciptakan manusia tidak sekadar untuk permainan, tetapi untuk melaksanakan tugas yang berat (Q.S. al-Mu’minun, 23: 115)
Menunaikan amanah yang manusia memang telah bersedia untuk menerimanya (Q.S. al-Ahzab, 33: 72),
Yaitu melaksanakan fungsinya sebagai khalifah dimuka bumi dan misinya untuk menciptakan kemakmuran di muka bumi. Fungsi sebagi khalifah ditunjukkan oleh ayat:
وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلاَئِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الأَرْضِ خَلِيفَةً قَالُواْ أَتَجْعَلُ فِيهَا مَن يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاء وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ قَالَ
إِنِّي أَعْلَمُ مَا لاَ تَعْلَمُونَ
“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: ‘Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi’. Mereka berkata: ‘Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman, ‘Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (Q.S. al-Baqarah, 2: 30)
وَهُوَ الَّذِي جَعَلَكُمْ خَلاَئِفَ الأَرْضِ وَرَفَعَ بَعْضَكُمْ فَوْقَ بَعْضٍ دَرَجَاتٍ لِّيَبْلُوَكُمْ فِي مَا آتَاكُمْ إِنَّ رَبَّكَ سَرِيعُ الْعِقَابِ وَإِنَّهُ لَغَفُورٌ رَّحِيمٌ
“Dan Dialah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa (khalifah) di bumi dan Dia meninggikan sebagian kamu atas sehagian (yang lain) beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksanya dan sesungguhnya Dia M aha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Q.S. al-An’am, 6: 165)
Misi manusia adalah membuat kemakmuran di muka bumi dengan jalan menegakkan sebuah tata sosial yang bermoral untuk terwujudnya masyarakat yang beradab, adil dan makmur untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam. Hal ini bisa ditelusuri dalam firman Allah:
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِّلْعَالَمِينَ
“Dan tidaklah Kami mengutus kamu, melainkan untuk menjadi rahmat bagi semesta alam.” (Q.S. al-Anbiya’, 21: 107)
Di samping kewajiban untuk menunaikan amanah sebagai khalifah, maka kewajiban yang lain yang langsung kepada Allah adalah “Ibadah”. Allah bahkan telah menegaskan bahwa manusia diciptakan memang untuk beribadah kepada Allah, sebagaimana firman Allah sebagai berikut:
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah KU.” (Q.S. adz-Dzariyat, 51: 56)
Oleh karena itu manusia hams mengabdikan diri sepenuhnya untuk menghambakan diri semata-mata karena Allah.
قُلْ إِنَّ صَلاَتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
“Katakanlah: ‘Sesungguhnya sembahyangku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.” (Q.S. al-An’am, 6: 162)
Maka demikianlah yang disebut bahwa seluruh aktivitas manusia sesungguhnya mempunyai nilai ibadah apabila dilakukan dalam rangka penunaian amanah sebagai khalifah untuk menuju tercapainya nilai-nilai Islam yang rahmatan lil’alamin dan mengorientasikan segala laku perbuatannya dipersembahkan hanya kepada Allah Ta’ala saja.
Semoga bermanfaat,
Salam ilmu pengetahuan
Kelana Delapan Penjuru Angin,
Jakarta,26 Juli 2013
CopyRights@2013
Sumber :
-Risalatu Insan karya K.H.M.Syamsuddin –Kranggan-Jateng.
*-https://wawankardiyanto.wordpress.com/2009/10/07/manusia-dan-alam-semesta-2/#comment-1702
– http://islamquest.net/id/archive/question/fa14340
– http://pridityo.blogspot.com/2010/08/roh-ruh-dan-al-ruh-dalam-al-quran.html
– http://id.wikipedia.org/wiki/Roh_%28Kristen%29
– http://kesehatan707.blogspot.com/2012/05/apa-itu-dna.html
-http://www.arrahmah.com/news/2013/02/17/subhanallah-ayat-suci-dalam-kromosom-manusia.html
-Abah Sang Pencerah –Kota Tegal
-Al-Qur’an terjemah DEPAG RI.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
**SATANIC PROJECT / KINERJA SETAN**
*MANUSIA KINI CENDERUNG SEMAKIN TENGGELAM KE DALAM KEANGKARA MURKAAN,ANARKISME DAN KEZALIMAN.
*IBLIS LEBIH KONSISTEN KETIMBANG MANUSIA,IBLIS LEBIH “BERKORBAN” KETIMBANG MANUSIA.
Ketika kita menyaksikan berita di media,banyak terjadi peristiwa kerusuhan,tawuran, kejahatan dan kezaliman di Indonesia maupun di luar negeri.Di Indonesia lihatlah Makassar sepertinya akrab dengan kericuhan,baru baru ini terjadi lagi, ketika berlangsung unjuk rasa menolak kenaikan BBM,yang semula damai kemudian tiba tiba berubah menjadi anarkis yang berakhir dengan bentrok berdarah antara aparat,mahasiswa dan warga.Juga di Batam KEPRI,terjadi bentrok antara oknum aparat TNI dengan Brimob.Juga sering terjadinya tawuran anak sekolah,perang antar warga kampung.Dengan batu,dengan bom molotof,anak panah,senjata tajam ,dan lain sebagainya,dengan begitu khidmat,semangat,gempita ,kadang dengan seruan takbir.Hasilnya? Pertumpahan darah,kematian,kerusakan sarana,kerusakan alam.Padahal semua itu hanya berawal dari masalah sepele,masalah yang sungguh takbernilai.Hanya atas nama “gengsi”.Sepertinya begitu mudah kini manusia larut terseret ke dalam buih buih angkara murka.
Saat menyaksikan semua peristiwa itu,maka janganlah pandang dengan kasat mata ,tetapi cobalah lihat dengan pandangan jauh,dengan mata halus,niscaya engkau akan menyaksikan peristiwa angkara murka itu bukan dilakukan oleh “manusia” melainkan dilakukan oleh jama’ah iblis yang tengah berpesta pora ditengah kerusuhan,kejahatan dan angkara murka yang terjadi.
Oleh karena itu apakah kita Kenal dengan iblis,syetan? Atau masih merasa bahwa kita adalah orang suci / merasa terbebas dari syetan,karena kita merasa telah berbuat baik dan menjadi orang baik baik? Sehingga kita punya pemahaman bahwa syetan itu bukan saya tapi makhluk jahat diluar saya !
Ternyata itu anggapan diri yang terlalu naif sobat.Sebab ternyata syetan itu sesungguhnya ya bagian dari diri kita.Maka syetan itu ya diri kita.Maka kau,aku dan kalian semua ada syetannya. (Saya juga baru tahu).
Maka,kapan dan bagaimana kita itu menjadi syetan,baiklah mari kita telusuri siapa sebenarnya syetan itu.Dan pertama kali saya mesti bilang sama syetan saya,”Tan,sory yah,gue ungkap rahasia loe,walaupun gue tahu rahasia loe yang lain masih banyak dan ga gue ngerti”.
Maka eksistensi syetan itu adalah merupakan bagian dari rahasia Tuhan,yang kadang membuat kita pusing,tak paham akan semua itu.Namun sebagai insan yang beriman,tentu kewajiban kita adalah “mengendalikan syetan”,dan janganlah seluruh hidup kita selalu di kendalikan oleh syetan.
بِسْمِااللهِ رَّحْمنِالرَّحِيمِ
Aku berlindung dari godaan syetan (yang hasil perbuatannya dikutuk Tuhan),dan Dengan asma Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.
“ Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu setan-setan (dari jenis) manusia dan (dari jenis) jin, sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia). Jika Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada-adakan “.(QS.6:112).
Segala sesuatu di alam semesta ini,benda dan kehidupannya adalah ciptaan Tuhan.Dan segala sesuatu yang diciptakan Tuhan pasti dalam keadaan berpasang pasangan.Semua itu karena ke-Maha Kehendak-Nya (Iradah-QS.28:68) yang merupakan manifestasi dari Dzat-Nya yang Al-Muqtadir (Maha Berkuasa – QS.18:45 ) yang kemudian diimplementasikan melalui sistim Qada , Qadar dan Taqdir-Nya.
Maka,begitulah dalam kehidupan ini ada pahala ada dosa,ada syorga ada neraka,ada hidup ada mati,ada malaikat ada iblis,ada jin ada manusia,ada petunjuk ada kesesatan,ada syetan ada ketaatan,dan lain sebagainya.Semua itu tidak dapat dipisahkan,atau secuilpun kita tidak dapat menolak maupun menghindar dari ketetapan itu.Sebab tanpa neraka maka tak akan ada syorga,tanpa keburukan maka tak kan ada kebaikan.Begitu juga tanpa keberadaan iblis syetan,maka tak kan ada keimanan dan ketaatan.
KEBERADAAN IBLIS DAN SYETAN
Iblis dan syetan secara subyek itu berdiri sendiri,namun saling berkaitan.Tanpa keberadaan syetan,maka iblis tak dapat beraksi,begitu juga tanpa iblis,maka syetan tak dapat berfungsi.Target iblis adalah Jin dan Manusia,sebab jin dan manusia ditakdirkan memiliki akses untuk dimasuki iblis.
Syetan itu sifat,iblis itu trigernya (pemicu/biang keladi).Jadi saat iblis berhasil menguasai nafs syetani yang ada dalam diri kita,maka saat itulah kita menjadi syetan. Karena syetan itu sifat, maka dia melekat pada makhluk dan bukan berdiri sendiri.
Maka iblis berada di luar manusia,syetan bertahta di dalam diri manusia.
PERBEDAAN IBLIS ,SYETAN , JIN , MANUSIA DAN ASAL USULNYA :
Setan adalah sifat untuk menyebut setiap makhluk yang berlaku perbuatan jahat, membangkang, tidak taat, anarkis, suka maksiat, suka melawan aturan, atau semacamnya.
الشيطان في لغة العرب يطلق على كل عاد متمرد
“Syetan dalam perspektif Al-Qur’an digunakan untuk menyebut setiap makhluk yang menentang dan membangkang.” (Alamul Jinni was Syayathin, Hal. 16).
Dinamakan setan, dari kata; syutun (Arab: شطون) yang artinya jauh. Karena setan dijauhkan dari rahmat Allah. (Al-Mu’jam Al-Wasith, kata: الشيطان) ,“(setan yang membisikkan itu) dari golongan jin dan mausia.” (QS. An-Nas: 6).
Dengan demikian jika membicarakan iblis,maka didalamnya termasuk syetan,sedang jika membicarakan syetan,maka di dalamnya termasuk golongan iblis dan manusia iblis.Sebabyang termasuk golongan syetan itu adalah iblis dan manusia.(QS.06:112).
Sedangkan perbedaan jin dan manusia dengan iblis serta syetan adalah bahwa jin dan manusia makhluk yang di ciptakan untuk menyembah,beribadah pada Tuhan. QS.51:56).
Persamaannya antara iblis,syetan,jin dan manusia adalah sama sama memiliki fungsi dan tugas serta tanggung jawab masing masing.(“punya job masing masing mas bro”).
Pengetahuan khusus*
Sebenarnya kesemua itu (iblis , jin , syetan dan manusia) sama sama “pengabdi (melaksanakan tugas)” Tuhan.Maka makna “Aku berlindung dari godaan syetan yang terkutuk” itu adalah : bukannya Tuhan saklek mengutuk si syetan/iblis,melainkan Allah itu mengutuk manusia yang berlaku perbuatan syetan/iblis. Dan ketahuilah,IBLIS ITU LEBIH KONSISTEN KETIMBANG MANUSIA (QS.14:22),dan IBLIS itu LEBIH “BERKORBAN” KETIMBANG MANUSIA (QS.15:30 s/d 42).Mengapa? sebab iblis selama hidupnya tetap menjalankan misinya untuk mengajak manusia masuk ke dalam neraka dan iblis telah rela berkorban sebagai penghuni neraka.Beda dengan manusia kan,yang tidak konsis dan maunya masuk syorga tapi enggan berkorban mengikuti jalan-Nya.Giliran dimasukkan ke neraka,melolong lolong minta ampun.
Untuk penjabaran, asal usul tentang iblis , syetan , jin dan manusia selengkapnya silajkan kunjungi dan baca di link berikut :
https://kelanadelapanpenjuruangin.wordpress.com/2013/07/06/makhluk-makhluk-sebelum-manusia/
HASIL KERJA IBLIS
Maka syetan Iblis itu ada dimana mana.Jangan mengira keberadaan syetan iblis itu hanya ada di dunia kejahatan,perjudian,pelacuran serta perseteruan semata,melainkan syetan iblis itu juga mampu berada pada orang orang baik,para ulama para pendeta,para bhiksu,para ustadz,para cerdik pandai dan ada pada seluruh relung relung kehidupan manusia.Makasyetan iblis itu juga mampu berada di masjid masjid,di gereja gereja,di biara biara dan tempat tempat yang dianggap manusia itu suci.
Semakin tinggi status,martabat,kelas dan derajat keimanan seseorang,maka semakin tinggi pula pangkat dan kesaktian syetan iblis yang mengkutinya.
Jika seseorang itu orang awam,ya jenis syetannya biasa biasa saja, awam.Maka jika kita adalah seorang Kyai / Guru / Ulama,bhiksu,pendeta,maka jenis syetan kita adalah “lebih kyai,lebih guru, lebih bhiksu dan lebih ulama” (ilmunya setingkat lebih -Red.) dari kita.Jika kita baru mampu khatam Al-Qur’an,maka syetan telah lebih dahulu menghafal Al-Qur’an.Jika kita mampu dan menguasai ceramah serta dalil dalil AL Qur’an,Injil,Wheda,maka syetan telah lebih mampu menguasai rahasia rahasia maknanya.
Maka tak heran banyak berita,seorang ustadz/pendeta/bhiksu dsb melakukan tindakan asusila terhadap wanita/murid wanitanya.Atau seorang anggota DPR terhormat tertangkap basah mengkonsumsi narkoba,atau oknum pejabat negara melakukan tindak pidana korupsi,dan sebagainya.Kemudian pada taraf masyarakat umum,maka terjadinya angkara murka,perseteruan dan kejahatan yang merajalela di tengah kehidupan masyarakat,semua itu adalah hasil kinerja iblis yang sukses menciptakan manusia manusia syetan .
CARA KERJA IBLIS MENCETAK MANUSIA MENJADI MANUSIA SYETAN :
*Dalam rangka menyesatkan manusia dari jalan yang lurus, syetan Iblis mempersiapkan cara dan jebakan-jebakan. Ada enam tingkatan jebakan yang dipasang syetan untuk menjerat manusia sebagaimana yang diterangkan para ulama, yaitu :
Pertama : Syetan akan berupaya menjerumuskan manusia ke lembah kekafiran atau kesyirikan.
Bila berhasil maka manusia yang telah terajak itu akan dijadikan kader untuk menjadi tentara iblis. Dan bila langkah tersebut tercapai, inilah puncak keberhasilan perjuangan syetan. Namun bila bani Adam selamat dari jebakan ini syetan akan menggunakan cara berikutnya.
Kedua : Syetan akan berusaha menjatuhkan manusia ke lembah bid’ah sehingga ia mengamalkan bid’ah dan menjadi ahlil bid’ah.
Pilihan lain yang syetan tempuh selanjutnya ini adalah menggiring manusia untuk melakukan ibadah yang telah dimasukkan ke dalamnya unsur-unsur bid’ah. Perbuatan bid’ah lebih dia senangi darpada berbuatan fasik atau maksiat. sebab perbuatan bid’ah membawa nama ibadah, padahal akibatnya justru akan merusak ibadah dari dalam. Apalagi yang melakukan bid’ah adalah tokoh yang terpandang, maka biasanya banyak jamaah yang terpengaruh karenanya.
Namun bila manusia itu termasuk ahli sunnah dan tidak mampu diperdaya, maka syetan akan menggunakan cara berikutnya.
Ketiga : Syetan akan menggoda manusia untuk melakukan dosa-dosa besar.
Bila cara-cara diatas tidak mampu menggoyahkan seorang mukmin, maka setan akan memotivasi dengan bisikan ke dalam hati bahwa tak ada orang lain yang tahu bila sang ahli ibadah melakukan dosa, bila dia tergoda lalu melakukannya, seperti zina, membunuh, mencuri dll maka setan akan melihat apakah sudah layak aib ini diperlihatkan kepada khayalak ramai.
Bila menurut pertimbangan syetan sudah layak, diajaknya orang tersebut untuk berbuat dosa besar didepan orang lain sehingga terbukalah aibnya. Dengan cara ini dia akan dijauhi orang lain, nasihatnya tidak akan didengar lagi, lalu berkuranglah jumlah ulama. Namun bila Allah menjaganya, maka syaithan akan menggoda dengan cara lain.
Keempat : Syetan akan menggoda manusia untuk melakukan dosa-dosa kecil dan menganggapnya remeh,
Bila syetan tak mampu mengajak seorang ahli ibadah untuk melakukan dosa besar, maka dia akan berusaha untuk membawanya agar berbuat dosa yang kecil, sebab dengan berbuat dosa yang kecil, orang akan mudah untuk terus berbuat dosa sehingga akhirnya akan menjadi besar.
Kelima : Syetan akan menyibukkan manusia dengan perkara mubah sehingga mereka lalai dari perkara pokok.
Cara kelima ini juga akan diupayakan syaithan jika cara diatas tidak ampuh. Yaiut syetan akan berupaya untuk menyibukkan dengan perbuatan yang mubah. Yaitu perbuatan yang tidak termasuk dosa dan tidak pula termasuk amal ibadah yang mendapat pahala.
Akan tetapi dengan kesibukannya ini dia akan meninggalkan hal-hal yang berfaedah. Seperti banyak tidur, banyak makan dan minum, banyak begadang tapi tidak untuk beribadah, tapi untuk menonton bola contohnya. dll
Namun bila bani Adam selamat dari perangkap ini, maka syetan akan menggunakan cara yang terakhir.
Keenam : Syetan akan menyibukkan manusia dengan amalan yang rendah nilai pahalanya,
Cara terakhir yang diupayakan setan untuk menggoda manusia adalah membuat manusia tersebut sibuk dengan amal yang kurang utama atau amalan yang rendah nilai pahalanya dibanding dengan amalan yang lebih utama untuk dikerjakan. Dalam hal ini tentu sulit untuk diketahui bahwa itu termasuk program setan juga. misalnya dia menyibukkan bani Adam dengan amal sunnah sehingga melalaikannya dari amal wajib, dan lain sebagainya.
Demikian seterusnya (see at : Madakhilus Syaithon ‘alas shalihin 9-10)
Bila ada seorang yang selamat dari enam perangkap syaithan tersebut, maka dia termasuk hamba Allah yang ikhlas yang tidak dapat digoda oleh syaithan dengan taufiq dan hidayah dari Allah Ta’ala.
AKIBAT DIRI KITA MENJADI SYETAN / MANUSIA IBLIS
Akan menghadirkan seluruh laku perbuatan yang menampilkan amarah,kesombongan,angkara murka,kezaliman,pertumpahan darah ,yang pada akhirnya berujung pada kerugian,kematian, kerusakan pada manusia lain,pada lingkungan serta pada alam.
Lihatlah maraknya angkara murka dimana mana.Lihatlah anarkisme dimana mana,di Makassar sedikit sedikit bentrok,sedikit sedikit tawuran,kerusuhan.Juga di Jogyakarta,juga diJakarta.Juga di anak anak sekolah yang tawuran,juga di gedung DPR,juga di kalangan santri yang mudah di adu domba dan di poltisasi.Dan di belahan negara Timur tengah,Eropa,Rusia kini semakin tak terkendali keangkara murkaan.
SIAPA MANUSIA YANG RENTAN BISA MENJADI MANUSIA SYETAN ITU ?
1.Orang orang musrik ,kafir (ingat ! kekafiran bukan berarti hanya orang orang diluar Islam,kita yang mengaku Islam kadang tak menyadari akan kekafirannya).QS.16:100.
2.Orang orang yang menjadikan syetan sebagai pemimpin.QS.43:36
3.Orang orang yang lupa mengingat Tuhan.QS.58:19
4.Orang orang yang kurang ilmu dan enggan mencari ilmu
5.Orang orang golongan munafik
6.Orang orang golongan fasikin :
-Yang selalu berbuat keji dan kotor.(QS.02: 169)
-Yang selalu berbuat jahat dan kikir .(QS.02:268).
-Yang gemar minuman keras,(narkoba) dan perjudian.(QS.05:90).
-Memelopori permusuhan dan kebengisan serta Menghalangi manusia dari mengingat Tuhan.(QS.05:91).
7.Yang bersikap angkuh penuh kesombongan dan rakus.
8.Yang menyuruh perbuatan munkar.(QS.24:21).
Dan temannya syetan adalah orang orang pemboros,bermewah mewah dan pamer.(QS.17:27).
Ancaman Tuhan di dunia bagi manusia yang berlaku perbuatan syetan :
1.Mendapat kerugian,selalu menemui kesialan,was was,tidak merasakan nikmat berkah Tuhan,masuk penjara,digebukin orang,kesal,putus asa,dan sebagainya.
2.Tidak mendapat petunjuk-Nya.Yang tadinya harusnya aman menjadi salah jalan hingga mendapat aral,dan sebagainya.
Ancaman Tuhan di akherat bagi yang berlaku perbuatan syetan :
1.Menghadapi hari yang berat di gurun Masyar dan siksa di neraka.
2. Merasakan penyesalan yang menyekat kerongkongan seumur masa di akherat.
(selanjutnya tak perlu dijabarkan disini sebab tentang ancaman Tuhan bagi yang berlaku perbuatan syetan telah banyak keterangan keterangannya,silahkan mengaji saja).
NAMA NAMA /JENIS SYETAN IBLIS YANG MENGUASAI MANUSIA :
Ini hanya diantaranya :
*Jenis Iblis yang menjerumuskan manusia ke dalam jurang kesesatan itu banyak sekali. Bahkan para ulama ada berpendapat bahwa dalam menyesatkan manusia Iblis itu mem¬punyai spesifikasi keahlian tersendiri sesuai dengan bidangnya. Yang ahli menggoda orang shalat tugasnya hanya menggoda orang shalat, yang ahli mengkufurkan orang yang beriman tugasnya hanya mengkufurkan dengan berbagai tipu daya dan propaganda yang menyesatkan, begitu seterusnya.
Bersumber dari Umar bin Khatab ra : Bahwa Keturunan Iblis yang mempunyai tugas menggoda dan menjerumuskan manusia (ke lembah kesesatan) itu ada sembilan, yaitu: Iblis Zailatun,Wawatsin,Akwan,Hafaf,Wamurah,Laqwas,A’war,Al-Wasnan dan Dasim.
Iblis Zailatun (زَيْلَة ٌ )
Iblis ini bertugas untuk menjerumuskan para pedagang di pasar agar berdusta, mau me¬ngurangi timbangan, membuat onar diantara para pedagang, dan melakukan bujuk rayu kepada para pedagang agar melakukan pe¬nyimpangan dan kecurangan dalam aqad jual beli, dengan diiming-imingi agar cepat kaya.
Ajakan Iblis diatas itu jelas bertentangan dengan syari’ah, merusak ekonomi umat, menanamkan mental binatang yang segala cara dalam meraih kesuksesan, serta me¬numbuhkan jiwa egoistisme dan material-isme yang membabi-buta. Kalau ini sudah ditanamkan oleh Iblis, maka dengan sendiri¬nya orang itu akan senang-berenang dalam lumpur kemaksiatan dan kedurhakaan.
Karena itu, ada ancaman berat bagi siapa saja yang mengikuti ajakan Iblis Zailatun untuk melakukan kecurangan dalam jual beli.
Ada keterangan yang bersumber dari Abu Dzar ra., ia berkata: Rasulullah saw pemah bersabda:
ثَلاَثَةُلاَيَنْظُرُاللهُ اِلَيْهِِِمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِوَلاَ يُزكِّيْهِمْ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيْم
Ada tiga orang dimana Allah tidak akan melihat mereka pada hari kiamat (tidak memberikan rahmat), tidak membersihkan dosa mereka, dan mereka (juga) akan mendapat siksaan yang amat pedih.
Abu Dzar ra berkata : “Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengatakan (hal tersebut) sampai tiga kali :
“Aku berkata: Mereka akan menyesal dan merugi, siapa mereka itu Ya Rasulullah?. Lalu beliau bersabda:
a). Orang yang menurunkan kain¬nya (hingga menutupi kedua mata kakinya)
b). Orang yang suka mengungkit-ungkit pemberiannya.
c). Dan orang yang menjual barang dagangannya dengan sumpah palsu. (HR. Muslim)
Larangan untuk melakukan kecurangan dalam jual beli juga disebutkan dalam Al¬-Qur’an
“Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang. (Yaitu) orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain, mereka mengurangi. Dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi. Tidakkah orang-orang itu menyangka, bahwa sesungguhnya mereka akan dibangkitkan. Pada suatu hari yang besar (Yaitu) hari (ketika) manusia berdiri menghadap Tuhan.” (QS. Al-Muthaffifiin :1-6)
Itulah diantara ancaman siksa bagi orang yang mengikuti Iblis Zailatun, yang melaku¬kan kecurangan dalam berdagang.
Cara Iblis Zailatun menjerumuskan para pedagang adalah dengan menakut-nakuti kebangkrutan jika berbuat jujur dalam berdagang, dan mengiming-imingi akan cepat kaya, cepat berhasil dan sukses jika mau berbuat curang dalam berdagang. jika orang yang berdagang itu lemah imannya, ambi¬sius dan materialistis tentu ia akan mudah terjebak dalam bujuk rayu Iblis Zailatun. Akhimya ia akan menjadi pengikut setia Iblius Zailatun.
Iblis Wawatsin
Iblis Wawatsin dalah Iblis yang bertugas menggoda dan menjerumuskan orang yang beriman agar selalu menggerutu, tidak sabar dan tidak ikhlas setiap kali menerima musi¬bah, atau cobaan dari Allah Ta’ala.
“Sesungguhnya wanita-wanita yang merintih (lantaran menerima musibah) ini akan dijadikan kelak di hari kiamat dua barisan dalam neraka jahannam, satu barisan berada disebelah kanan penduduk neraka dan satu barisan lagi berada disebelah kiri, akhirnya mereka menggonggong kepada penduduk ahli neraka, sebagai¬mana layaknya anjing-anjing yang menggonggong.” (HR. Ath-Thabrani).
Padahal orang yang meratapi musibah dengan menggerutu sampai merobek-robek pakaiannya adalah dosa. Tindakan seperti ini merupakan cermin dari ketidak-ikhlasan atas takdir Allah, sepertinya ia menyalahkan Allah, yang menghilangkan kesenangan dirinya, padahal semua apa yang ada di alam ini telah ditentukan oleh Allah masanya atau kehancurannya. Oleh karena itu, sya¬ri’ah memerintahkan untuk bersabar dan ikhlas setiap kali menerima cobaan dan mu¬sibah dari Allah Ta’ala, sebab setiap musibah itu ada hikmah yang terkandung didalam-nya. Allah mengancam akan menyiksa terhadap orang yang tidak bersabar dalam menerima musibah. Sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dalam hadits yang lain disebutkan, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pernah bersabda:
“Tidak termasuk umat kami yang sempurna orang yang menampari pipinya sendiri (ketika menerima musibah), merobek-robek leher bajunya sendiri dan meratapi mayat, sebagaimana kebiasaan orang-orang jahiliyah”. (HR. Bukhari dan Muslim)
Demikianlah diantara ancaman siksa bagi orang yang mengikuti Iblis Wawatsin. Se¬hingga ia selalu mengerutu setiap kali menerima musibah. Iblis ini dalam menjerumus¬kan orang yang beriman ke dalam jurang kemaksiatan dan kekufuran adalah dengan menanamkan rasa ketidak-puasan terhadap takdir Allah, mempengaruhi jiwanya agar memberontak ketika menerima musibah, membakar emosinya dan menghilangkan sifat sabarnya.
Jika seseorang sudah tidak mampu mengendalikan emosinya, maka Iblis dengan mudah menjerumuskan dirinya ke dalam perbuatan munkar. Hanya keima¬nan dan ketakwaan yang kuat serta kesa¬baran yang tinggi yang dapat menangkal¬nya dari gangguan dan bujuk rayu Iblis Wawatsin.
Iblis Akwan
lblis ini bertugas menyesatkan dan mem¬pengaruhi para remaja dan pimpinan umat supaya selalu berbuat dzalim, menjauhi hal-¬hal yang ma’ruf, menanamkan kesenangan berbuat munkar dan maksiat.
Cara yang digunakan oleh Iblis Akwan da¬lam menjerumuskan remaja yang beriman ke dalam lembah kemaksiatan adalah bermacam-macam. Perbuatan yang jelas mun¬karnya itu dikemas dengan baik sehingga tidak terkesan sebagai perbuatan maksiat, hal ini dilakukan-oleh Iblis Akwan untuk menarik simpati dari remaja beriman agar mau melakukannya. Termasuk memper¬halus istilah-istilah yang berbau maksiat dan munkar, ini dilakukan untuk menghilang¬kan kesan maksiat, dengan demikian remaja akan mudah dibujuk dan dirayu untuk di¬jebloskan ke dalam dunia sesat yang jauh dari tuntunan agama.
Hal ini telah dijelaskan oleh Allah dalam firman-Nya:
“… tetapi setan (Iblis) menjadikan umat-umat itu memandang baik perbutan meeka (yang buruk), maka setan menjadi pemimpin mereka di hari itu dan bagi mereka adzab yang sangat pedih. (QS. An-Nahl 16:63)
Dalam menyesatkan para pemimpm umat, Iblis Akwan selalu mendorong para pemim¬pin itu untuk berbuat dzalim, merampas hak rakyat, bertindak sewenang-wenang, korupsi, manipulasi, serta Iblis Akwan juga mena¬namkan rasa ketakutan dihati para pemimpin akan kemiskinan jika mereka tidak mau berbuat dzalim, curang dalam bertindak, mumpung masih berkuasa agar kekuasaan¬nya itu digunakan sebaik mungkin untuk berbuat munkar dan maksiat, baik teihadap rakyatnya maupun terhadap Allah. Kalau ini sudah berhasil, maka Iblis Akwan akan lebih mudah lagi menenggelamkan mereka ke¬dalam lumpur kemaksiatan, akhimya jadilah mereka pemimpin yang durhaka.
Untuk para pemimpin yang berbuat dzalim seperti diatas itu, Allah mengancam akan menyiksanya dengan siksaan yang amat pe¬dih. Sebagaimana disebutkan dalam Firman¬Nya:
“Sesungguhnya dosa itu atas orang-orang yang berbuat dzalim kepada manusia dan melampaui batas di muka bumi tanpa hak. Mereka itu mendapat adzab yang pedih”. (QS. Asy-Syuura 42:42)
Itulah diantara ancaman siksa bagi siapa yang berbuat dzalim di muka bumi ini dan mengikuti jejak Iblis Akwan.
Iblis Hafaf
Iblis ini bertugas menyesatkan dan menje¬rumuskan kaum muslimin ke lembah nista yang berlumur dosa dengan cara melakukan tipu daya dan bujukan agar kaum muslimin membiasakan minum minuman keras. Sebab jika seseorang sudah minum minuman keras dan mabuk, maka segala bentuk kemung¬karan yang lain dengan mudah ia laksana¬kan. Seperti berzina, membunuh, berbuat aniaya, mencuri dan segala kemungkaran yang lain. Karena tingkah laku orang yang sedang mabuk itu tidak dapat dikendalikan oleh otaknya, jiwanya dan perasaannya sudah dikuasai oleh Iblis. Untuk itu, ia mudah dibimbing oleh Iblis guna dijeblos¬kan ke dalam kemaksiatan dan kekufuran. Banyak sekali orang yang tadinya tidak berani membunuh, merampok dan berzina, akan tetapi setelah ia menenggak minuman keras dan mabuk, maka segala bentuk kemak¬siatan di atas itu dapat dilakukannya dengan mudah, sepertinya tidak ada beban baginya.
Agar tidak mudah tertipu oleh bujuk rayu Iblis Hafaf, Allah telah memperingatkan kaum muslimin agar tidak meminum minuman keras, karena minuman keras adalah identik dengan setan. Sebagaimana disebutkan dalam firman-Nya:
“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (memi¬num) khamer, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah perbuatan-¬perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.” (QS. Al-Maidah 5:90)
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pernah bersabda:
“Jauhilah khamer, sesungguhnya khamer itu adalah sumber segala kejahatan (kemaksiatan).
Didalam hadits lain yang bersumber dari Anas ra, dikatakan sebagai berikut:
Rasulullah sShallallahu ‘Alaihi wa Sallam melaknati sepuluh orang karena khamer, yaitu
1. Orang yang memeras bahan khamer.
2. Orang yang minta diperaskan bahan khamer untuk diminumkan kepada orang lain.
3. Orang yang minum khamer
4. Orang yang membawa khamer
5. Orang yang dituju untuk dibawakan khamer kepadanya.
6. Orang yang menuangkan minuman keras ke gelas atau lainnya.
7, Orang yang menjual minuman keras.
8. Orang yang memakan harta hasil penjualan minuman keras.
9. Orang yang membeli minuman keras.
10. Orang yang dibelikan minuman keras.
(HR. At-Tirmidzi dan Ibnu Majah)
Demikianlah ancaman bagi orang yang me¬ngikuti Iblis Hafaf, yang mau menenggak minuman keras dan benda yang memabukkan lain¬nya.Ini malah dicampur lagi dengan oplosan tolol seperti saripuspa,spiritus,dan lainnya.Sungguh manusia itu tolol.Ya mampus .
Iblis Wamurah
Iblis Wamurah ini bertugas menjerumus¬kan para penyanyi agar mendendangkan lagu yang penuh maksiat, mengajak berbuat munkar, serta lagu-lagu yang bersyair ke¬bebasan tanpa etika. Juga menjerumuskan para penyanyi agar berpenampilan seronok, yang dapat mengundang luapan nafsu dan maksiat. Dengan demikian orang akan mudah digiring untuk dijebloskan dalam dunia munkar dan maksiat. Nyanyian dan biduanitanya itu termasuk salah satu alat Iblis yang paling ampuh untuk menjerumuskan orang ke dalam jurang kesesatan yang penuh dengan lumuran dosa. Banyak sudah orang yang melakukan kemaksiatan karena terpengaruh oleh syair lagu-lagu maksiat, atau dikarenakan men¬contoh tingkah laku artis yang diidolakan yang senang berbuat munkar, bergaul bebas dan akhlaknya yang buruk.
Oleh karena itu, untuk menangkal bujuk rayu dan propaganda yang menyesatkan yang ditiupkan oleh Iblis Wamurah adalah dengan menanamkan aqidah yang kuat dan akhlak yang mulia. Sebab dengan ber¬pegang teguh pada kedua faktor diatas Insya Allah diri akan selamat dari godaan Iblis Yang jahat ini.
Iblis Laqwas
Iblis Laqwas adalah Iblis yang bertugas mempengaruhi manusia agar tetap kafir, tetap musyrik dan tetap menyembah ber¬hala atau sesembahan lainnya selain Allah. Sudah banyak orang yang disesatkan oleh Iblis Laqwas, terkadang ia mengganti ben¬tuknya seperti seorang syekh lalu memberi¬kan pelajaran atau tuntunan yang meng¬arah kepada kemusyrikan dan pemurtadan dengan berbagai dalih serta promosi yang mengikat, sehingga banyak orang yang le¬mah imannya keluar dari jalur Islam karena mengikuti saran Iblis Laqwas, hanya demi mendapatkan sesuap nasi, jabatan, kedu¬dukan, pekerjaan, fasilitas, bahkan ada yang rela melepaskan keimanannya demi sang kekasih.
Orang yang menyembah selain Allah, berarti dirinya menjadikan Iblis sebagai pelindung¬nya, yang harus diikuti tingkah lakunya. Mereka tidak sadar kalau dirinya telah di¬sesatkan oleh Iblis untuk dijerumuskan ke dalam jurang kekufuran. Sebagaimana disebutkan oleh Allah dalam firman-Nya:
‘Sesungguhnya mereka menjadikan seran-setan pelin¬dung (mereka) selain Allah, dan mereka mengira bahwa mereka mendapat petunjuk.’ (QS. Al-A’raf 7:30)
Di dalam ayat yang lain Allah Ta’ala telah memperingatkan kepada umat manusia agar tidak mudah ditipu oleh setan maupun Iblis, sebab makhluk jahat ini dalam menyesatkan dan mengkufurkan manusia menggunakan bujuk rayu dan tipu muslihat yang sangat memikat, maka tidak heran bila banyak orang yang lemah imannya menjadi korban tipu muslihatnya.
Mengenai hal ini Allah Ta’ala berfirman:
“Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh setan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu-bapakmu dari surga. (QS. Al-A’raf 7:27)
Meskipun ada peringatan ayat diatas, masih banyak saja orang yang mengikuti Iblis Laqwas melakukan kekufuran dan kemusyrikan. Mereka mengira bahwa apa yang mereka perbuat itu merupakan jalan yang benar dan dapat memberi petunjuk kepada mereka, padahal jalan yang mereka tempuh itu sesat dan dapat mendatangkan siksa Allah. Itulah gambaran orang yang telah dijerumuskan oleh Iblis Laqwas ke¬dalam kesesatan.
Iblis A’war
Iblis ini bertugas untuk mempengaruhi dan menggoda laki-laki dan wanita untuk melakukan perbuatan zina, atau melakukan perbuatan maksiat lainnya.
Iblis A’war menggunakan “Pandangan Mata” sebagai cara yang paling ampuh untuk mem¬bakar nafsu kaum lelaki dan wanita untuk berbuat maksiat.
Mujahid berkata : Ketika wanita itu meng¬hadap, maka Iblis duduk di kepalanya untuk menghiasi Wajah wanita tersebut agar tampak menarik bagi orang yang melihatnya, dan jika wanita itu berpaling ke belakang, maka Iblis duduk di pantatnya untuk meng¬hiasi pantat tersebut agar tampak menarik bagi orang yang melihatnya.
Apa yang dikatakan oleh Mujahid diatas itu memang benar, sebab umumnya lelaki bila melihat wanita ketika berhadapan, maka yang pertama kali diperhatikan adalah wajahnya, sedangkan ketika melihat wanita yang berjalan didepannya, maka yang pertama kali diperhatikan adalah pantatnya, karena itu memang tempatnya Iblis.
Nabi Yahya as pernah ditanya: “Apa yang menjadi penyebab perzinaan?”. Nabi Yahya as menjawab: “Yang menjadi penyebabnya adalah memandang wanita, lalu timbul dalam hati keinginan untuk berzina dengan¬nya. Zina mata itu termasuk dosa kecil, dan hal ini dapat mendekat¬kan pada perbuatan dosa besar, yaitu zina farji. Oleh karena itu, barangsiapa yang tidak mampu menundukkan pandangannya, maka niscaya ia tidak akan mampu menjaga farjinya”. Demikian jawaban Nabi Yahya as ¬terhadap penanya tadi.
Nabi Isa as (Yesus) pernah berkata: ‘Takutlah kamu memandang (wanita), karena sesungguh¬nya memandang itu dapat menumbuhkan syahwat didalam hati, dan ini sudah cukup mendatangkan fitnah”.
Berkatalah Sa’ad bin Jubair ra: “Sesungguh¬nya fitnah yang menimpa Nabi Daud as adalah dari memandang (wanita)”.
Dan masih banyak orang laki-laki maupun wanita yang berbuat zina yang diawali dari kebiasaan memandang lawan jenisnya yang bukan muhrimnya. Karena memandang merupakan panah Iblis yang sangat ampuh untuk menjerumuskan laki-laki dan wanita ke dalam perbuatan nista yang penuh dengan dosa. Sekarang tidak sedikit orang yang men-jadi budak Iblis A’war karena ingin melampiaskan nafsunya. Semoga kita dijauhkan oleh Allah dari godaan lblis ini.
Iblis ini juga tugasnya mengencingi orang supaya malas bangun untuk beribadah. Jika orang sudah malas bangun malam untuk beribadah berarti dirinya mementingkan tidur¬nya, tidak memikirkan tentang kehidupan¬nya nanti di akhirat, tidak mau bermunajat kepada Allah berarti ada hal yang lebih pen¬ting selain bermunajat, apakah itu tidur atau kegiatan-kegiatan lain yang berbau duniawi¬yah. Kalau hal ini sudah menjadi kebiasaan seorang hamba, maka akan mempermudah Iblis menjauhkan dia dari kegiatan agama, lama kelamaan dirinya akan bisa meninggalkan aktivitas ibadah. Kalau sudah begini, Iblis tinggal menggiring dia untuk dijeru¬muskan ke dalam jurang kemaksiatan dan kekufuran.
Iblis Al-Wasnan
Banyak orang terjerumus menjadi ahli mak¬siat, bahkan dirinya sampai rela menanggal¬kan aqidahnya yang disebabkan oleh malas beribadah.
Malas beribadah itu menunjuk¬kan lemah keimanannya, bahkan keimanan¬nya bisa sebagai lipstik belaka, sebagai pe¬manis bibir saja, buktinya ia mengaku ber¬iman tetapi tidak mau beribadah, bahkan perintah agama ia tentang, larangannya ia terjang. Orang-orang seperti inilah yang setia menjadi pengikut Iblis Al-Wasnan, yang malas beribadah tetapi senang bermaksiat. Al-Qur’an telah memperingatkan kaum muslimin agar tidak mengikuti langkah-¬langkah Iblis, sebab Iblis itu menyesatkan, menyauhkan orang agar tidak beribadah ke¬pada Allah Sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an surat Al-An’am 142:
“Dan janganlah kamu mmglkuti langkah-langkah setan. Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu. (QS. Al An’am 6:142)”
Dengan demikian, bila ada orang malas ber¬ibadah, senang berbuat munkar, maka dia telah menjadi teman Iblis.
Iblis Dasim
Iblis yang satu ini~bertugas untuk mempe¬ngaruhi, menggoda dan mendorong suami istri untuk melakukan penyelewengan. Dengan terjadinya penyelewengan, maka sudah barang tentu rumah tangganya akan menjadi berantakan, tidak harmonis, jauh dari kebahagiaan yang pada akhimya nanti akan terjadi perceraian. Inilah yang diingin¬kan oleh Iblis Dasim.
Dengan terjadinya perceraian, maka orang akan mudah untuk digiring berbuat munkar dan maksiat, meskipun tidak sedikit orang yang tidak menikah juga tenggelam dalam dunia maksiat. Setidak-tidaknya orang yang sudah bercerai itu dapat dimanfaatkan oleh Iblis untuk dijerumuskan dalam perbuatan nista, seperti zina dan perbuatan munkar lainnya, karena ia sudah tidak mempunyai tempat untuk menyalurkan kebutuhan bio¬logisnya secara halal. Karena diantara tujuan pernikahan adalah untuk menundukkan pandangan mata, menyalurkan kebutuhan biologis secara halal, untuk memperoleh keturunan, disamping menjalankan Sun¬nah Rasulullah saw. Dan masih banyak lagi bahaya atau madlarat yang disebabkan tidak menikah, dan keadaan inilah yang dimanfaat¬kan oleh Iblis Dasim untuk menjerumus¬kan kaum muslimin ke lembah nista yang penuh dengan dosa.
Oleh karena itu, Iblis sangat membenci ter¬hadap keluarga yang rukun, damai dan sejahtera. Sebab kondisi keluarga seperti ini akan mendapat limpahan rahmat dan ber¬kah dari Allah Ta’ala.
Itulah nama-nama Iblis yang dikatakan oleh Umar bin Khathab yang bertugas menye¬satkan manusia untuk dijerumuskan ke dalam kefasikan, kemaksiatan, kemusyrikan dan keku¬furan, yang nanti menjadi temannya di dalam neraka. Semoga Allah menjauhkan dan menyela-matkan kita dari segala tipu daya Iblis ini.
CARA KERJA IBLIS MENGENDALIKAN GERAK MOTORIK MANUSIA
Tuhan telah menyematkan kepada kita 2 (dua) unsur nafs yakni : akal budi,sekaligus nafs syetani.
* فَأَلْهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقْوَاهَا *
“Maka Dia mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya”,(QS.91:8).
Kedua nafs manusia tersebut dimaksudkan Tuhan sebagai wahana alternatif bagi manusia untuk memilihnya.Sistim,tata cara serta jalur jalurnya telah di berikan pedomannya olehTuhan.Bagi yang memilih nafs kebajikan / akal budi sebagai jalan yang ditempuhnya maka Tuhan tentu memberikan apresiasinya.Begitu juga bagi manusia setelah di beri petunjuk / informasi untuk memilih akal budi sebagai jalan yang harus ditempuhnya namun manusia itu tidak mematuhinya dan memilih nafs syetani / jalan kefasikan,maka Tuhanpun telah menyampaikan ancaman / sangsinya.
Nafs kefasikan itulah yang merupakan domisili nafs syetani yang ada dalam diri kita dalam bentuk sifat / bakat asal.Keberadaannya sebenarnya tertutup,tersembunyi dalam relung qalbu yang paling dalam,namun terluar dari inti qalbu yakni “NURANI”.(Oleh karena itu kadang ada ungkapan : “coba renungkan dengan hati nurani yang paling dalam”.).Dengan demikian letak “NURANI” ada pada inti qalbu diselimuti oleh lapisan “Nafs kefasikan” .Antara nafs kefasikan dengan nafs kebajikan tersebut masing masing terdapat saluran lembut (batin) dan terkoneksi dengan “HASRAT” yang terhubung ke jaringan otak manusia,yang merupakan domisili “AQAL” / pikiran dalam benak manusia,yang pada ujung aqal pikiran manusia tersebut terdapat “antena penerima / receiver” untuk menangkap maupun menerima signal signal ilahiyah ( jalur Tuhan memberikan pencerahan,inspirasi maupun ilham) kepada manusia.
Ketika Tuhan memberikan signal petunjuk kepada seseorang,maka receiver aqal pikiran manusia menangkapnya kemudian diteruskan ke dalam qalbu dan qalbu mentransfer ke kedua nafs tersebut,dan masing berebut untuk meng-eksekusinya dengan memerintahkan aqal pikiran untuk memberi perintah kepada anggota badan sesuai niatnya.
Perbedaannya adalah ketika nafs kebajikan akan selalu meng-eksekusi perintah niat baiknya,maka saat bersamaan itu pula secara otomatic nafs kebajikan menutup/menyumbat jaringan nafs kefasikan ,sehingga eksekusi berjalan lancar diiringi gerakan motorik anggota tubuh untuk melaksanakannya,maka lahirlah “PERBUATAN BAIK”.
Nah,ketika iblis mengetahui katub nafs kefasikan tertutup oleh tekanan arus nafs kebajikan,maka saat itulah iblis berupaya merasuk ke dalam qalbu manusia,berusaha untuk membuka katub nafs kefasikan yang tertutup / terhambat oleh nafs kebajikan,kemudian membisikkan bisikan iblis,maka jika nafs kebajikan kalah (tidak ada usaha manusia itu untuk mengendalikan nafsyunya),maka nafs kefasikan menggantikan eksekusi dengan memerintahkan qalbu untuk berniat jahat,maka lahirlah perbuatan negatif,itulah perbuatan syetani,dan berubahlah kita menjadi manusia iblis/syetan.
Cara cara iblis merasuk ke dalam tubuh manusia kemudian bertengger di qalbu dan menguasai nafs kefasikan sebagai berikut :
Caranya sangat banyak,diantaranya melalui pembuluh darah di bagian anggota tubuh bawah,kanan kiri,atas dan depan belakang kita.Jangan menganggap tubuh manusia itu rapat.Manusia itu memiliki pori pori,nah ilmu medis telah mengungkapkan bahwa pori pori manusia itu seperti sebuah lorong lorong berlobang pada jaringan kulit dan daging manusia.Ukurannya sangat kecil,tidak hanya mikron tetapi ukuran nano.Namun bukan penghalang bagi iblis masuk melalui pori pori kita,sebab ia diberikan kemampuan merasuk ke dalam lubang lubang nano.Saat merasuk melalui pori pori manusia,iblis kemudian menumpang aliran darah sepanjang pembuluh darah mengaliri tubuh hingga ia berlabuh di jaringan pembuluh darah hati,kemudian menyusup ke dalam inti hati (Qalbu).Nah,sampailah ia di gerbang Nafs Az-Zulmun (singgasana nafs kefasikan berada).Kemudian iblispun memulai operasinya dari sana.
Demikianlah mengapa Tuhan memerintahkan kita untuk tidak menuruti hawa nafsyu syetani,untuk tidak mengikuti bisikan syetani.Pantesan Tuhan selalu bilang kepada kita untuk selalu beristighfar memohon ampunan,untuk selalu berdzikir mengingat-Nya.Sebab karena kita selalu cenderung kalah dengan nafs syetani kita,sebab karena kita selalu menuruti hawa nafs syetani kita.Sedangkan istighfar dan dzikir ternyata berfungsi menguatkan nafs Al Muthmainnah yang ada di dalam qalbu kita.
Untuk penjabaran tentang jenis jenis nafs manusia,silahkan buka dan baca pada link berikut :
KEMENANGAN IBLIS / SYETAN
Mengenali keadaan umat manusia yang membuat syetan “PESTA PORA” karena keberhasilan menciptakan “manusia syetan” :
1. Terjadinya perceraian rumah tangga.
Iblis sebagai pengendali syetan selalu memuji semua keberhasilan para syetan (baca: para manusia syetan), tetapi Iblis akan membanggakan kelompok syetan yang berhasil menceraikan suami istri,
“…syetan menggoda untuk menceraikan suami dengan istrinya .”(QS.2:102)
2. Durhaka pada orang tua,menyakiti orang tua,keluarga,dsb
3. Perkelahian,tawuran,anarkisme sampai membunuh atau terbunuh
4. Pecandu khamar – NARKOBA (QS 5:90)
5. Tenggelam dalam kejahatan,perjudian,prostitusi, terus menerus berzina
6. Ketagihan duit haram, seperti penipu, koruptor, perampok, rentenir dan sebagainya
7. “Attakabburru bil hasadi wal intiqoomi” Angkuh sekali dibarengi dengan sifat dengki, pemarah dan dendam kusumat (QS 31:18)
8. Menjadi dukun dan pengikut setia dukun ,menyantet orang,dsb
9.KDRT,pelecehan sexual, penyiksaan,dsb
10.Kikir,pelit,tak peduli dengan sesama,rakus dan bermewah mewahan.
11. Puncak kegembiraan syetan, manusia mati dalam keadaan ma’siyat sampai mati kafir kepada ALLAH,
“Sesungguhnya orang-orang kafir, dan mereka mati dalam keadaan kafir, mereka dilaknat ALLAH, para Malaikat dan manusia seluruhnya” (QS 2:161).
Setelah iblis berhasil mencetak manusia syetan,maka ketika manusia tersebut mengalami celaka,apes dan siksaan akibat laku perbuatannya,maka saat itulah iblis akan tertawa terbahak bahak dan melarikan diri tak menolongnya sedikitpun.(QS.8:48).
CARA MENANGKAL SYETAN IBLIS AGAR KITA TIDAK MENJADI MANUSIA IBLIS :
Kita memang tidak dapat menghilangkan syetan yang ada dalam diri kita,namun saat kita terjebak dengan nafs syetani kita maka segeralah beristighfar memohon ampunan dan berzikir kepada Allah Ta’ala.Contoh: ketika kita marah,maka ya marah saja tetapi yang beralasan dan jangan lama lama dan segeralah saling menyadari dan maaf memaafkan.Kemudian istighfar (kata orang Jawa “eling”).Karena marah adalah sifat sunatullah kita.Bohong jika orang mengaku suci tak pernah punya amarah.
Hendaklah orang orang yang masih merasa kurang ilmu (awam) ya belajarlah menimbailmu.Dan bagi kaum intelektual (Kyai,ulama,ustadz,pendeta,bhiksu serta profesional lainnya),hendaklah jangan merasa lebih tinggi dan menyombongkan diri.Ingat bahwa ilmu yang sudah di kuasai adalah hanya setetes dari lautan ilmu Tuhan.Jadi jangan merasa diri cukup atau puas ditempat.Sebab semakin takabur maka semakin iblis menugaskan jenis syetan yang lebih kuat.
Kemudian berlindunglah kepada Tuhan agar dijauhkan dari tipu daya iblis dan syetan kita.
(QS.23 : 97 s/d 98 , 7 : 200 s/d 202 , 113 : 02 s/d 05 , 114 : 01 s/d 06).
Kemudian berlaku perbuatan yang “low profil” saja,berbuat kemanfaatan bagi diri sertasekelilingnya.Dan segera tinggalkanlah situasi situasi yang tidak menguntungkan dan mengarah pada terjadinya angkara murka dan segera hindari zona zona yang bakal dijadikan sebagai pesta poranya syetan dan iblis.Atau kita akan terjebak pada dilema “menjadi tumbal” syetan iblis.
KESIMPULAN
*Maka sesungguhnya syetan iblis itu bisa berupa wujud sebagai manusia berdasi,manusia bersorban,manusia bergamis,berjilbab,ber-rosario,berkalung untaian tasbih tasbih,dan lain sebagainya.
*Setiap syetan sudah pasti iblis dan setiap iblis sudah pasti syetan,tetapi tidak setiap Jin dan Manusia itu iblis dan syetan,yakni manusia manusia yang menyadari bahwa di dalam dirinya terdapat nafs syetani kemudian berusaha untuk menumpasnya dengan selalu beristighfar,berzikir,mudah meminta maaf,kemudian berlaku perbuatan yang bermanfaat bagi diri serta kepada orang lain dan alam semesta.
*Nafs syetani yang ada dalam diri kita tak akan pernah menjelma jika kita kuat dan selalu mengikuti jiwa keilahian dan menutup rapat katub nafs kefasikan.Dan upaya iblis merasuki tubuh kita tak akan terjadi jika kita menebalkan nafs keimanan,ketaqwaan dan kemukhlisan.
QS.16:99
QS.38:82 – 83
Demikian semoga bermanfaat dan diambil hikmahnya,
Salam Cahaya-Nya.
Kelana Delapan Penjuru Angin,
Lembah Burangkeng ,Jum’at 28 Muharram 1436 H / 21 November 2014.
CopyRights@2014.
Reff :
*Risalatul Islam – KH.M.Syamsuddin – Prembun – Jawa Tengah.
*Al Ban Al Jan – KH.M.Syamsuddin – Prembun – Jawa Tengah.
* http://risalaharifin.blogspot.com/2012/01/keberhasilan-setan-menggoda-manusia.html
* http://www.akhirzaman.info/allien-a-ufo/75-alien/871-nama-nama-iblis-yang-menggoda-manusia.html
* http://www.solusiislam.com/2013/04/6-langkah-dan-cara-setan-menggoda.html
*Al Qur’an terjemah DEPAG RI
*Klasifikasi Kandungan Al Qur’an – Choirudin Hadhiri Sp.
*Perjalanan suluk SSJ – Al Ustadz Agus Sunyoto.